Populasi Jalak Bali 303 ekor di Alam Bebas, Rekor Tertinggi Sejak 1974

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan Kepala Balai taman Nasional Bali Barat berpose di depan sangkar penangkaran Jalak Bali di Labuan Lalang, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak. |FOTO ; Istimewa|

Singaraja, koranbuleleng.com | Balai Taman Nasional Bali Barat mencatat ada peningkatan populasi burung khas Jalak Bali hingga 303 ekor di alam bebas. Peningkatan ini sebagai rekor tertinggi sejak tahun 1974. Jalak Bali yang dikenal dengan nama lokal “Curik” ini punya habitat di alam bebas di wilayah Bali Barat.

- Advertisement -

Kepala Balai TNBB drh. Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan sudah dilakukan tes rapid Avian Influensa (AI) tehradap populasi Jalak Bali sebelum dilepasliarkan. Namun karena kondisi masih dalam masa Pandemi COVID 19, pelepasliaran urung dilakukan.

“Tes kami lakukan bersama dinas Pertanian Jembrana. Sampel-sampel organnya juga kami kirim ke Balai Besar Ventriner,” ujar Agus saat dikonfirmasi Rabu 24 Juni 2020.

Peningkatan jumlah populasi ini disebut Agus terlihat sejak tahun 2015 sebanyak 57 ekor, 2016 sebanyak 81 ekor, tahun 2017 berkembang menjadi 109 ekor dan dan ditahun 2020 ini mencapai 303 ekor. 

Agus menyebutkan kontribusi masyarakat di desa penyangga Taman Nasional Bali Barat juga berperan penting untuk menjaga kelestarian burung endemik Bali ini. Masyarakat juga terlibat dalam penangkaran Jalak Bali sesuai dengan arahan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Bali.

- Advertisement -

“Masyarakat yang bermukim di enam desa sudah semakin sadar untuk dilibatkan. seperti Desa Belimbing Sari, Ekasari, Melaya, Gilimanuk, Sumberkelampok dan Pejarakan. Mereka ikut membantu proses penangkaran,” imbuhnya.

Penangkaran di TNBB mampu menetaskan sebanyak 60 ekor Jalak Bali setiap tahun. Satwa ini bisa dilepasliarkan ketika sudah berumur 11 bulan. TNBB kini melepas dibeberepa spot taman nasional. Jika dulu hanya diepasliarkan diwilayah Teluk Berumbun, kini juga sudah mulai dilepasliarkan di wilayah Labuan Lalang dan Hutan Cekik.

Sementara itu, Perbekel Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak, I Wayan Sawitra Yasa menyebut, wilayahnya memang sebagai salah satu dari enam desa penyangga Taman Nasional Bai Barat. Di Desa Sumberklampok sudah ada kelompok penangkaran yang disebut Manuk Jegeg, Kelompok ini sudah ada sejak 2011 silam.

Awalnya, kelompok yang beranggotakan 25 orang ini hanya menangkar sebanyak 12 pasang atau 24 ekor Curik Bali. Kini telah berkembang mencapai 50 pasang atau 100 ekor.

“Jumlah 100 ekor Curik Bali itu ditangkar oleh 15 orang dari 25 anggota kelompok, sejak tahun 2011. Saat ini perkebangannya sangat bagus. Angka kematiannya baru dua ekor sejak 2011 lalu,” terang Sawitra. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts