Denpasar, koranbuleleng.con |Provinsi Bali merupakan provinsi yang pertama di Indonesia menggelar agenda Bulan Bung Karno dengan berbagai even kesenian dan kebudayaan. Pada Acara penutupan Bulan Bung Karno, Selasa 30 Juni 2020, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan Bulan Bung Karno dipertanggungjawabkan untuk mengenang sosok Bapak Pendiri Bangsa , Soekarno dalam mengimplementasikan ideologi dan gagasan untuk Indonesia.
Soekarno sebagai seorang pejuang telah mengantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan. Koster meyakinkan Bung Karno telah memberikan beberapa gagasan yang dikenal dengan Tri Sakti Bung Karno. Yaitu, Berdaulat Secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Menurutnya, selain relevan dengan perkembangan zaman, ajaran Bung Karno mengandung nilai-nilai yang tembus zaman, bisa diaplikasikan oleh penerus bangsa untuk membangun negara, menyejahterakan masyarakat serta memberikan landasan untuk eksistensi bangsa.
“Alasan itulah yang menyebabkan saya tanpa ragu di Bali untuk melaksanakan Bulan Bung karno di Bali dengan membuatkan payung hukum berupa Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali sehingga bisa diterapkan juga kabupaten/kota,” jelasnya.
Koster menegaskan pemikiran Bung Karno tersebut sangat cocok serta sinkron dengan visi misi Pemprov Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Berdaulat secara politik, menurutnya di desa adat sudah ada awig-awig dan perarem yang benar-benar dipatuhi oleh kramanya. Berdikari secara ekonomi bisa didorong lagi karena desa adat mempunyai LPD yang membantu menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Bahkan dalam Perda Nomor 24 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Desa adat juga sudah dilengkapi dengan struktur ekonomi yang baru,” jelasnya.
Sementara Desa Adat juga adalah wadah untuk merawat adat istiadat seni dan budaya sehingga menjaga sangat diyakini mampu menjaga pribadi Bali yang berbudaya yang sangat cocok diterapkan di desa adat.
“Jadi Bulan Bung Karno ini bukan hanya sebatas seremonial untuk memperingati ide dan gagasan Bung Karno, tapi harus ambil makna nyata dalam mendorong masyarakat kita untuk menerapkan ajaran Bung Karno dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng.
Dia juga mengapresiasi berbagai lomba yang telah dilaksanakan untuk memperingati Bulan Bung Karno ini seperti lomba Vlog Satgas COVID 19 Tingkat Desa Adat dan Lomba Video Pemanfaatan Pekarangan Rumah oleh Tim Penggerak PKK.
“Seperti lomba inovasi pemanfaatan pekarangan rumah ini, saya kira sangat baik sekali untuk mewujudkan kedualatan pangan di tingkat rumah tangga. Bayangkan jika semua masyarakat Bali bisa mengimplementasikannya, terlebih bisa memanfaatkan pekarangan di jalan-jalan desa atau halaman pura bia dimanfaatkan dengan baik, maka kedaulatan pangan untuk masyrakat bisa tercapai. Apalagi program ini telah digerakkan dari tahun lalu oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali,” jelasnya.
Wayan Koster mengaku sedang melakukan pemetaan terhadap lahan di Bali yang akan diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Bali menuju kedaulatan pangan masyarakat.
Ia mengaku tidak ingin terbuai dengan sektor pariwisata saja, sumber pendapatan di Bali harus disokong oleh sektor riil lainnya, sehingga bisa menopang kehidupan masyarakat. “Tidak seperti sekarang terkena COVID 19 sektor pariwisata tidak berjalan, maka pereknomian Bali juga mandeg. Saya ingin ke depan harus ada sektor lainnya juga yang bisa menopang dan pertanian adalahan jawabannya,” tandasnya.
Pelaksanaan kegiatan Bulan Bung Karno adalah Pergub Bali Nomor 19 tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno serta Acuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno tertanggal 22 Mei 2020.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali, Gusti Agung Ngurah Sudarsana menyatakan pelaksanaan Bulan Bung Karno adalah mengimplementasikan ajaran Tri Sakti Bung Karno. Yaitu, Berdaulat Secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan, untuk mewujudkan keharmisan alam, manusia dan kebudayaan Bali dalam menyongsong Bali Era Baru sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. |NP|