Pedagang bunga tabur saat momen idul adha |FOTO : Edi Toro|
Singaraja, koranbuleleng.com | Hari Raya Idul Adha 1441 H, banyak warga yang berziarah ke tempat pemakaman umum (TPU) untuk mendoakan keluarga atau kerabat yang telah meninggal. Ziarah makam biasanya dilakukan umat muslim setelah sholat Idul Adha.
Momen ziarah atau nyekar ini memberikan berkah tersendiri bagi sebagian orang. Hal ini dirasakan para penjual bunga tabur. Sebab, hampir semua orang yang menyiram membutuhkan bunga untuk ditaburkan di atas makam .
Seperti yang terjadi di pemakaman umum Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar Singaraja. Di sana terlihat para penjual bunga dadakan yang berada di sekitar area jalan menuju pemakaman. Ini tidak seperti har-hari biasanya. Mereka membuka lapak untuk menjual berbagai jenis bunga
“Kalau hari hari biasa saya berjualan canang di Pasar Anyar. Kalau hari raya idul fitri sama Idul adha seperti sekarang pasti saya pindah kesini,” kata Komang Suami salah satu penjual bunga tabur.
Perempuan yang tinggal di Kelurahan Kampung Anyar, Singaraja ini menuturkan, bunga tabur yang ia jual ada tiga jenis yakni bunga gemitir, pandan dan bunga merah. Selain itu ia juga menjual air bercampur dengan bunga tabur. Setiap botol air berukuran ia jual Rp 5 ribu.
Sementara, Untuk bunga ia membeli dari pasar dibawa oleh penjual bunga yang ada di daerah Wanagiri.
“Bunga yang saya jual sudah di tempatkan di plastik, jadi yang beli tinggal ambil” sambungnya
Kendati mendapatkan keuntungan lebih, namun menurutnya penjualan bunga di Hari Raya Idul Adha saat ini agak menurun dibandingkan pada Hari Raya Idul Fitri sebelumnya. Bunga tabur yang dijual Rp 2 ribu per bungkus saat Idul Fitri laku terjual mencapai 75-100 bungkus. Sekarang hanya mampu terjual 35-50 bungkus.
“Jadi sekarang agak sepi dan menurun juga, namun pendapatan selalu ada, sehari kami bisa untuk Rp 100-150 ribu,” pungkasnya. |ET|