Kebakaran sampah di TPA Bengkala akibatkan kabut asap di daerah sekitar dan menganggu aktivitas warga |FOTO : Rika Mahardika|
Singaraja, koranbuleleng.com| Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan kembali terbakar. Daerah sekitarnya terjadi kabut asap dan menganggu aktivitas warga. Beberapa desa dilaporkan ikut terdampak, diantaranya Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, serta Desa Bengkala dan Desa Kubutambahan di Kecamatan Kubutambahan.
Peristiwa kebakaran sampah di TPA Bengkala itu diketahui terjadi pada Minggu, 2 Agustus 2020 sekitar pukul 14.00 Wita. Api diketahui muncul di sisi utara TPA, sehingga membakar timbunan sampah di kawasan tersebut. Proses pemadaman dilakukan bersama-sama oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng maupun petugas pos pemadam kebakaran Kecamatan Kubutambahan.
Perbekel Kubutambahan Gede Pariadnyana menyebut jika saat siang hari, kepulan asap sangat terlihat hingga mengakibatkan kondisi lingkungan seperti berkabut. Di Desa Kubutambahan, warga yang bermukim di wilayah Banjar Dinas Tegal, Desa Kubutambahan paling merasakan dampaknya. Asap mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 20.00 Wita.
“Termasuk kemarin sore ini. Biasanya memang malam sampai tengah malam itu sudah masuk ke perumahan warga. Kami sudah koordinasikan masalah ini ke DLH,” singkatnya melalui sambungan telepon.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengakui jika sejak beberapa bulan terakhir TPA Bengkala mengalami beberapa kali mengalami kebakaran sampah. Menurutnya, api itu muncul karena adanya tumpukan gas metan dan cuaca yang panas.
Sejak minggu sore, penanganan untuk pemadaman sudah dilakukan Tim DLH bersama dengan Petugas Pemadam Kebakaran Pos Kubutambahan. “Saat ini memang apinya sudah padam, namun memang masih ada asap, dan masih dilakukan upaya penanganan,” jelasnya saat ditemui di Kantor Bupati Buleleng Senin, 3 Agustus 2020.
Ariadi Pribadi juga tidak menampik jika asap yang ditimbulkan dari kebakaran itu mengganggu warga. Pun demikian, Ia mengaku sudah menjajaki para pemilik rumah pada Senin pagi untuk melakukan koordinasi dan meminta permakluman pada masyarakat.
“Memang ada titik tertentu yang masih muncul asap, karena gas metan di bawah masih besar. Kami upayakan ini bisa segera tuntas. Kedepan memang harus dilakukan penimbunan dengan tanah urug, sehingga bisa tuntas,” pungkas Mantan Camat Gerokgak ini. |RM|