Singaraja, koranbuleleng.com | Salah satu staf pegawai kontrak di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, dinyatakan meninggal dunia diduga karena tertular COVID 19.
Jenasah sudah di kremasi, Rabu 26 Agustus 2020. Kremasi dapat dilakukan di ruangan terbuka. Dengan catatan pemanasan api yang bertekanan tinggi.
“Kronologi lengkapnya belum kami terima. Mungkin besok kami bisa nyatakan apakah almarhum masuk data kasus meninggal karena COVID, kasus probable, atau penyakit bawaan,” kata Sekretaris GTPP COVID 19 Buleleng Gede Suyasa
Pegawai yang berusia 31 tahun itu, sebelumnya sempat dirawat di ruang Lely RSUD Buleleng. Ruangan ini diketahui digunakan untuk perawatan pasien terkonfirmasi positif COVID 19.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, dokter juga menemukan adanya penyakit pneumonia pada paru, serta penyakit jantung.
Meski pernah dirawat disana, Gugus Tugas belum mengetahui secara pasti apakah pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia karena COVID 19 atau karena penyakit lain.
“Laporan dari rumah sakit ada salah satu pasien COVID yang kebetulan pegawai kontrak di Disdikpora meninggal dunia. Saya masih menunggu laporan kronologinya. Karena meninggalnya baru tadi siang. Jadi belum dilaporkan, sehingga mungkin belum masuk rilis data hari ini,” tambah Suyasa.
Suyasa pun telah meminta agar Dinas Kesehatan Buleleng segera menyusun kronologi perawatan pasien. Sehingga ada kepastian, apakah staf Disdikpora itu meninggal karena COVID 19 atau karena penyakit lain.
Suyasa menegaskan terkait dengan petugas yang melakukan proses kremasi, harus mengenakan alat pelindung diri lengkap.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan, stafnya itu sudah tidak masuk kantor sejak Jumat dua pekan yang lalu.
Saat itu yang bersangkutan meminta izin tidak masuk kerja, karena tidak enak badan.
Hampir sepekan tidak masuk kerja, Astika kemudian mendapat kabar stafnya itu dilarikan ke RSUD Buleleng karena sesak nafas.
Belakangan ia kembali mendapat info, bahwa stafnya dirawat di Ruang Lely. Sehingga pihaknya segera melakukan langkah mitigasi.
“Sejak dinyatakan dirawat di Ruang Lely, kami lakukan penutupan aktifitas sementara di ruangan tempat dia bekerja. Dalam satu ruangan itu ada 8 orang staf, termasuk seorang kepala seksi. Semuanya kami sudah minta kerja dari rumah sejak hari Senin,” ungkapnya. |ET|