Proses peletakan batu pertama restorasi Bale Gede milik keluarga Rai Srimbe di lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Singaraja |FOTO : EDY NURDIANTORO|
Singaraja, koranbuleleng.com | Pemkab Buleleng bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali memulai melakukan restorasi terhadap bangunan bale gede milik keluarga Rai Srimben di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Singaraja dimulai dengan tahapan peletakan batu pertama, Minggu 20 September 2020. Restorasi menelan biaya hingga Rp150 juta.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana secara langsung melakukan peletakan batu pertama. Dalam kesempatan itu, Bupati berharap jika nanti setelah restorasi Bale Gede akan mendiskusikan dengan keluarga besar Bale Agung bilamana ada bangunan lain yang harus di restorasi selain Bale Gede.
Pemerintah akan menggali lebih dalam seperti apa kondisi lingkungan dan bangunan di zaman dahulu. Melalui dokumen-dokumen yang masih tersimpan agar dibuat semirip mungkin.
”Saya memberikan arahan agar mendekati bentuk bangunan aslinya, Itu aja. Kita coba juga lihat-lihat lagi foto-foto lama. Lingkungannya seperti apa. Kalau semua sudah setuju. Kita berupaya dikembalikan ke bentuk aslinya,” ujarnya
Jika nanti ada bangunan yang harus dipindahkan, Agus Suradnyana akan mendiskusikan dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng. Agar bangunan yang akan dipindahkan diperhitungkan pembangunannya. Berapa nilainya dan posisinya dimana.
“Jadi, jangan setengah-setengah kalau kita mau jadikan ini sebuah cagar budaya,” imbuhnya
Sementara Itu, perwakilan dari dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali, Giri Prayoga mengatakan, restorasi akan dilakukan secara hati-hati dan setiap tahapan akan melibatkan Pemerintah Kabupaten Buleleng dan keluarga besar Bale Agung agar restorasi yang dilakukan betul-betul menyerupai bangunan aslinya.
“Kita ingin benar-benar detail restorasinya. Kita berusaha mengikut dan akan terus diskusikan,” ungkapnya.
Pada restorasi ini tidak ada kegiatan penggalian terhadap dasar bangunan. Tetapi sudah diperkirakan akan ada sedikit kenaikan sisi bangunan sekitar 10-15 sentimeter karena dari sisi tangga yang paling bawah kelihatan sangat pendek dikarenakan adanya penimbunan dasar bangunan.
Untuk bahan baku Giri Prayoga menambahkan, mempergunakan bahan baku aslinya. Hanya saja ada beberapa bahan yang sulit didapat yaitu batu bata. Dimana batu bata pada bangunan tersebut bentuknya sedikit berbeda-beda.
Ada yang ukuran kecil dan ada ukuran lebih besar. Namun, pihaknya sudah mempersiapkan untuk bahan baku batu bata tersebut.
“Untuk target tuntas di awal bulan Desember 2020. Ini harus selesai tepat waktu,” imbuhnya
Setelah restorasi pihaknya akan berdiskusi dengan dinas kebudayaan Kabupaten Buleleng untuk menggali potensi untuk melihat apa yang bisa ditampilkan sehingga bisa menjadikan daya tarik wisatawan untuk mengetahui sejarah di Rumah Ibunda Bung Karno secara nyata.
“Kalau bangunan ini saja akan berhenti disitu saja, tidak akan ada siapa-siapa. Ke depan kita akan diskusi dengan dinas. Bagaimana bisa memberikan dan memperlihatkan keterangan kalau dulu disini, seperti apa dulunya,” pungkasnya. |ET|