Penerimaan sertifikast aset |FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com | Pemkab Buleleng menerima puluha sertifikat asset Pemkab Buleleng dari kementerian ATR/BPN RI. Aset ini akan menjadi asset daerahyang dimanfaatkan oleh Pemkab Buleleng untuk kepentingan pembangunan.
Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra menerima sertifikat asset tersebut yang diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster saat Rapat Koordinasi Perbaikan Tata Kelola Aset, dan Penyerahan Sertipikat Tanah kepada PLN dan Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Bali yang digelar di Prime Plaza Hotel, Sanur, Kamis 22 Oktober 2020.
Kepastian hukum sejumlah aset-aset yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali ataupun Pemerintah Kabupaten Buleleng memberikan peluang terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketika aset milik pemerintah ini disertifikatkan maka, maka ada peluang pemerintah daerah untuk melakukan pemanfaatan dan kerjasama dan tentunya ada jaminan kepastian kepemilikan.
“Sehingga, hal tersebut mampu mendorong pembangunan di Bali pada umumnya dan di Buleleng khususnya serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” ujar Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
Aset tanah yang berhasil diselamatkan mencapai Rp2,5 triliun. Itu berkat kerjasama dan sinergi PLN, KPK, dan Kementerian ATR/BPN.
Menurut Sutjidra, pada prinsipnya ada kepastian hukum terhadap sejumlah aset milik negara tersebut. Ini juga merupakan mandat dan ketentuan dari perundang-undangan. “KPK menginginkan kepastian hukum dari aset-aset yang dimiliki oleh pemerintah. Sehingga dapat dikelola secara optimal dan transparan,” jelasnya.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementerian ATR/BPN Sunraizal mengatakan terbitnya sertifikat akan menghadirkan kepastian hukum serta memberikan keamanan bagi aset negara.
“Adanya sertipikat juga membuat aset bisa dikendalikan dan menghindari penyalahgunaan,” katanya.
Disisi lain Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan apresiasi terhadap langkah KPK untuk menyelamatkan aset-aset negara tersebut.
Koster juga mengakui masih ada sejumlah aset milik Pemda di wilayah Bali, yang belum bersertifikat dan tidak dapat di berdayakan secara optimal oleh daerah. Tentunya juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. “Di Provinsi Bali, ada banyak aset terlantar. Belum memiliki kepastian hukum, sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan daerah. Karena itu, kami sedang gencar untuk mempercepat sertifikasi aset sehingga dapat mendorong PAD,” tuturnya.
Penyerahan ini disaksikan langsung oleh Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Mochamad Ardian Noervianto, dan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-Undangan Kementerian BUMN, Carlo Brix Tewu.|NP|