Mahasiswa Gelar Lomba Nyurat Lontar, Muliakan Aksara dan Bahasa Bali

Seorang peserta lomba nyurat lontar yang diikuti secara virtual atau dalam aringan (daring) |FOTO : Istimewa|

Singaraja, koranbuleleng.com | Lomba nyurat lontar merupakan salah satu agenda lomba kebudayaan yang sangat penting di Bali. Hal ini terkait dengan betapa pentingnya aksara bagi sebuah bahasa daerah.

- Advertisement -

“Di antara 700 bahasa daerah di Indonesia, hanya 12 bahasa daerah memiliki aksara.” Demikian diungkapkan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Pendisiskan Ganesha, Prof. Dr. I Made Sutama, M.Pd., dalam sambutan membuka acara Lomba Nyurat Lontar, serangkaian Festival Bahasa dan Sastra, yang diselenggrakan oleh Humpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (HMJ BSID), mewakili rektor.

Sutama mengngatkan lomba ini sangat penting dalam memuliakan aksara dan bahasa Bali. Terbukti bahwa aksara Bali telah digunakan untuk menyurat berbagai pengetahuan di atas daun lontar.

Dekan juga memuji HMJ BSID yang tetap dapat meneruskan tradisi ini, yang memperebutkan Piala Bergilir Rektor Undiksha.

Lomba nyurat lontar tahun ini diikuti oleh 15 peserta dari seluruh Bali, siswa SMA/SMK.  Lomba berlangsung secara daring (dalam jaringan). Peserta menuilis lontar di rumah msing-masing dengan direkam oleh kamera. Para juri mengamati proses nyurat dari tempat masing-masing. Peserta mengirim foto karya kepada juri.

- Advertisement -

Lomba kali ini mengambil tema Uumerdyaken Sastra Budaya dening Virtual, dengan peserta I Gede Weda Mahendra, Ni Ketut Sukma Pradnyani, I Kadek Sastrawan, I Putu Ariyasa, Ni Made Putri Gangga Pratiwi, Ni Putu Angelina Putri Utami, I Kadek Adiguna, Kadek Sri Ranika Maecheliana, Ni Made Dwi Cahyani, Ni Kadek Ernawati, Ida Ayu Kusuma Widari, I Gusti Agung Gede Cahya Ryandika, Putu Valera Arinda Sarwa, I Nengah Arika Saputra Kamahayana, dan Ni Putu Rista Pradnya Dewi. (*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts