Pembuatan kompos di TPST desa Kerobokan |FOTO : Rika Mahardika|
Singaraja, koranbuleleng.com| Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan saat ini tengah menggencarkan program pengelolaan sampah melalui Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R). Dari pengelolaan sampah itu, menghasilkan pupuk kompos mencapai 5,5 ton setiap bulannya.
Perbekel Desa Kerobokan Putu Wisnu Wardana menjelaskan, program pengelolaan sampah khususnya untuk pemilahan memang belum maksimal. Pasalnya, sampah yang diangkut oleh petugas untuk menuju TPST masih bercampur, sehingga kembali harus dilakukan pemilahan.
Dengan jumlah 872 KK, Desa melakukan pengangkutan sampah dari rumah tangga setiap dua hari sekali. Sampah yang dihasilkan mencapai empat hingga lima ton dalam sekali angkut. Setelah di TPST, barulah sampah itu dipilah. Pihak Desa sendiri saat ini mempekerjaan 11 orang, yakni empat orang tenaga pengangkut, empat orang tenaga pilah, dan tiga orang sebagai pengelola TPST.
“Dari proses pemilahan, sampah organik akan dijadikan kompos, kalau sampah plastiknya kami bekerjasama dengan bank sampah induk, dan kalau untuk sampah residu akan diangkut menuju TPA,” jelas Wisnu, Selasa 17 Nopember 2020.
Sampah-sampah organic yang telah dipilah kemudian dihancurkan dengan mesin pencacah yang ada di TPST. Kemudian dilakukan proses fermentasi selama enam hari, barulah dipanen dan dikemas.
Wisnu Wardana mengatakan, dari proses pengelolaan sampah organik tersebut, TPST rata-rata bisa menghasilkan pupuk kompos sebanyak 5,5 ton dalam setiap bulannya. Pupuk kompos yang sudah terkemas itu selanjutnya akan dijual.
“Kemasannya kita punya yang ukuran 10 kg, 25 kg, dan 50 kg. satu kilogram kita jual Rp1.000. Dijualnya baru di seputaran Desa saja, kepada warga atau petani,” ujarnya.
Salah satu kendala yang selama ini dihadapi adalah terkait dengan proses pemasaran pupuk kompos yang dihasilkan dari TPST. Kedepan, perlu adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng, sehingga pupuk kompos tersebut bisa dipasarkan hingga ke luar desa.
“Harapan kami kedepan, Pemkab bersinergi dalam mendukung program dan pemasaran pupuk kompos, untuk bisa diserap. Jadi produk kami bisa lancar, sehingga upaya kami untuk mengelola sampah ini terus bisa berkembang dan maksimal,” harap WIsnu Wardana. |RM|