Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama tokoh agama dan Forkompimda Buleleng menggelar koordinasi terkait rencana kedatangan Syeikh Ali Jaber. Dari koordinasi itu, Bupati Buleleng meminta agar ulama menunda kehadiran Syeikh Ali Jaber demi kepentingan percepatan penanganan COVID-19. |FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com | Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana belum mengijinkan ada agenda keagamaan dengan mengumpulkan warga dalam jumlah banyak, termasuk untuk dakwah. Ini dilakukan agar tidak lagi terjadi klaster baru penyebaran penularan COVID-19, apalagi Buleleng secara perlahan sudah mulai kembali masuk ke zona kuning. Zona kuning dianggap sebagai zona penyebara COVID-19 beresiko ringan.
Dari kebijakan itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga memohon kepada ulama di Buleleng untuk menunda agenda keagamaan berupa dakwah yang akan mendatangkan Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau Syekh Ali Jaber yang berencana datang ke Singaraja. Menurutnya, protokol kesehatan 3M dan 3T masih harus dijalankan dengan ketat dan disiplin oleh semua pihak.
Kebijakan itu disampaikan Bupati saat rapat koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Buleleng, Kamis 19 Nopember 2020.
Namun Agus Suradnyana mengaku merasa sangat hormat dan antusias dengan rencana kedatangan Ali Syekh Ali Jaber sebagai ulama yang selalu memberikan dakwah yang menyejukkan bagi umat. Syekh Ali Jaber juga dikenal sangat mencintai Negara Kesatuan republic Indonesia.
“Namun sesuai instruksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat, melarang adanya kerumunan untuk mengantisipasi terjadinya klaster baru penyebaran COVID-19 untuk itu ditunda dulu,” ujar Agus Suradnyana.
Agus menegaskan jika kondisi sudah dirasa aman dari COVID-19, dan vaksin sudah disebar untuk masyarakat maka kegiatan kemasyarakat bisa kembali normal. “Ketika pandemi COVID-19 dinyatakan selesai dan vaksin sudah berhasil disuntikan kepada seluruh masyarakat, tentu akan kita undang beliau,” tuturnya.
Seama Pandemi COVID-19, penanganan masih mengedepankan penguraian kerumunan, agar protokol kesehatan berupa 3M itu berjalan sempurna. Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. 3M ini, kata Agus masih menjadi pola yang sangat efektif untuk menghindari penularan COVID-19.
“Pemerintah juga bertanggungjawab untuk menjalankan testing, tracing dan treatmen. 3M dan 3T harus berjalan beriringan agar penyebaran covid-19 bisa kita hentikan,” tambah Agus.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga selaku Takmir Masjid Agung Jami Singaraja Hidayat Achdar memahami kondisi ditengah pandemi COVID-19 sehingga kebijakan untuk menunda kedatangan Syeikh Ali Jaber bisa diterima dengan baik.
“Namun, dengan pertimbangan pak Bupati dan Wakil Bupati Buleleng serta seluruh jajaran Forkorpimda Buleleng dimana kondisi masih pandemi kegiatan tersebut ditunda dahulu pelaksanaannya,” kata Achdar.
Pihaknya mewakili umat Islam yang ada di Buleleng sangat bisa memahami hal tersebut, dan sangat berkomitmen bersama-sama untuk membangun Buleleng. “Tentunya, masyarakat sendiri sangat membutuhkan kehadiran dari ulama-ulama yang sejuk sehingga dapat memberikan pemahaman Agama dalam menjaga keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia,” tandasnya. |NP|