Komang Rena (kiri) usai memilah sampah bersama peserta English Corner di Desa Sidatapa |Sumber FOTO : arsip pribadi|
Singaraja, koranbuleleng.com | Komang Rena, pria asal Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar. Lelaki yang tinggal di dusun Lakah, Desa Sidatapa, kemarin terlihat teramat sibuk memilah sampah plastik di bank sampah “My Rubbish is My Darling”. Nama Bank Sampah menggunakan bahasa Inggris, satu-satunya Bank Sampah di Buleleng menggunakan bahasa asing.
Kenapa begitu? Rena, pemuda ini adalah salah satu yang punya kontribusi penting dalam pembangunan dan pemberdayaan desa Sidatapa. Dia salah satu pendiri Sidatapa English Corner (SEC), cikal bakal English Corner Community, yang sampai saat ini sudah eksis di sejumlah desa di Buleleng.
Dahulu, desa Sidatapa termasuk desa yang menyeramkan bagi banyak pihak. Banyak yang takut untuk datang ke desa ini, tetapi sekarang imej buruk itu tidak ada. Desa ini kini terbuka bagi siapa saja, warganya ramah melihat setiap kedatangan warga lain, termasuk warga Negara lain. Karena itulah, desa Sidatapa kali ini acapkali disambangi wisatawan-wisatawan luar negeri karena potensi desa yang bagus.
Sidatapa English Corner mulai aktif 19 Januari 2019. Melalui SIdatapa English Corner, Rena bersama dua warga lain di Desa Sidatapa membangun desa dengan memberikan pendidikan non formal bidang Bahasa Inggris kepada anak-anak dusun di Desa Sidatapa. Awal-awalnya hanya diikuti sedikit anak, sekitar 42 anak di dua dusun.
Mereka memberikan pembelajaran secara gratis, tanpa pungutan biaya apapun. Setelah beberapa bulan berkembang, inovasi dilakukan, dengan cara peserta English Corner di desa Sidatapa wajib membawa sampah plastik sebagai alat pembayaran untuk para relawan yang mengajar di English Corner. Program ini cukup unik dan sangat inovatif. Suatu saat, plastik itu akan didaur ulang atau dijual kepada pengepul untuk biaya operasional English Corner di desa Sidatapa.
“Sebelumnya kami selalu menggunakan dana sendiri, keroyokoan bersama teman-teman lain untuk membiayai Sidatapa English Corner. Setelah ebrkembang, ada banyak donasi karena melihat program ini nyata dan bagus. Tempat untuk belajar menggunakan balai dusu, agar anak-anak kami di desa bisa berbahasa asing,” kata Rena, kemarin.
Untukmembesarkan English Corner, Rena sering pulang dan pergi dari tempat kerjanya. Sebelum bencana COVID-19 melanda, Rena bekerja dibidang parwisata juga. Dia bekerja di sebuah restoran di Nusa Dua, Badung. Penghasilannya dari bekerja sering disisihkan untuk untuk kepentingan English Corner di desanya.
Ada alasan penting, Rena bersusah payah mendirikan Engslih Corner ini. Yakni untuk promosi desanya agar dikenal banyak pihak. Jika desa sudah terkenal, maka berbagi langkah untuk memajukan desa dari sisi pariwsata, akan lebih mudah dilakukan.
Upaya pemberdayaan anak-anak desa sejak dini di Desa Sidatapa digabungkan dengan upaya pelestarian lingkungan, mulai dari membangun kepedulian untuk meminimalisir sampah plastik, penanaman pohon serta membangkitkan produk lokal desa Sidatapa yang terkenal dengan kerajinan anyaman bambu.
Apa yang dilakukan Rena berhasil. Bahkan banyak volunteer dari luar negeri untuk ikut mengajar di Englis Corner. Mereka adalah wisatawan yang berkunjung ke Bali dan menyempatkan diri menjadi relawan pengajar di English Corner.
“Saya lakukan upaya promosi di sosial media, kebetulan punya banyak teman warga neara asing karena saya juga kerja di pariwisata. Program ini ternyata banyak yang suka akhirnya banyak bule yang mau jadi relawan untuk mengajar,” ujar Rena.
English Corner adalah bagian dari persiapan Desa Sidatapa menuju desa intelektual. Anak-anak yang masih duduk mulai bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama (SMP) dididik secara non formal agar pintar berbahasa Inggris. Jika suatu saat besar, mereka tak perlu khawatir bertemu banyak pihak karena bahasa telah dikuasai.
Jikapun Desa Sidatapa berkembang menjadi desa pariwisata, maka sumber daya manusia dibidang pariwisata sudah ada. “Begitulah pemikiran saya, Sidatapa English Corner dulu didirikan untuk promosi desa, menguatkan desa kami yang pernah punya imej buruk. Berbeda sekarang, desa kami aman, tenteram dan sangat toleran dengan semua pihak,” ujar Rena.
Pria yang punya angka kelahiran 31 Desember 1990, sampai saat ini masih setia untuk melanjutkan keberlangsungan English Corner di Desa Sidatapa dan Bank Sampah. Walaupun COVID-19 sedang menjadi pandemi, namun English Corner di Sidatapa berjalan sesuai protokol kesehatan.
Rena selalu ingin berjuang untuk kemajuan desanya dengan keterampilan yang dimiliki, keterampilan berbahasa asing. Dialah Englishman dari Sidatapa, pria yang selalu berbahasa Inggris dan mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak desanya.
Pewarta : I Putu Nova A.Putra