Gunawan Purnomo |FOTO : Rika Mahardika|
Singaraja, koranbuleleng.com| Gunawan Purnomo adalah salah seorang Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang berprestasi. Siapa yang menyangka, sosok yang dulunya mengaku gemetar tampil dihadapan orang banyak, kini menorehkan prestasi ditingkat Nasional.
Gunawan Purnomo kini sebagai mahasiswa semester 4 Prodi Penerangan Agama Hindu Jurusan Dharma Duta Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Ternyata, selain aktif menjadi seorang Mahasiswa, Gunawan demikian Ia akrab disapa juga aktif memberikan Dharma Wacana di berbagai kesempatan dan berbagai tempat.
Pria kelahiran Bayuwangi, 25 September 1999 ini juga aktif mengikuti berbagai lomba Dharma Wacana, hingga kemudian berhasil mengharumkan nama kampus STAHN Mpu Kuturan di tingkat Nasional. Ya, Gunawan berhasil menjadi Juara Dua dalam Lomba Video Dharma Wacana Remaja Nusantara yang digelar Yayasan Jaringan Hindu Nusantara (YJHN) tahun 2021.
Namun siapa yang sangka jika Gunawan yang berhasil meraih Juara Tingkat nasional, justru merupakan seorang pemalu. Padahal, sebagai seorang Pedhama Wacana, membutuhkan tingkat percaya diri yang tinggi untuk tampil dihadapan banyak orang. Sementara si Bungsu dari dua bersaudara ini memiliki karakter pemalu ketika berhadapan dengan orang lain.
“Saya sendiri waktu kecil sampai dengan SMP tidak bisa bicara di depan umum. Di depan kelas aja masih ragu. Kadang ketika saya berbicara dengan orang itu masih malu-malu, maksudnya malu mengawali sebuah pembicaraan,” cerita Gunawan.
Ia menceritakan pertamakalinya tampil di depan orang banyak ketika duduk di bangku kelas 1 Utama Widya Pasraman (UWP) Ganesa Parwati (setara SMA, red). Hal itu harus dilakukan karena statusnya sebagai seorang Ketua Kelas, memimpin Tri Sandya di Sekolah dan memberikan dharma wacana. Setelah itu, barulah guru-guru mendorongnya untuk melakukan pengembangan dengan memberikan Dharma Wacana. tidak hanya di sekolah, melainkan untuk umat-umat Hindu yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Gunawan menyebut pernah memberikan dharma wacana saat kegiatan pesantian di salah satu rumah dosen STAH Malang kampus Banyuwangi. Kemudian juga mendapat pengalaman memberikan dharma wacana saat pelaksanaan odalan di Pura Giri Purwo Wasesi yang ada di Curah Pecak Banyuwangi. Ia juga kerap kali menjadi utusan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan untuk memberikan dharma wacana di pura-pura.
Pengalaman yang didapatkan selama ini pun kemudian dimaksimalkan. Gunawan memulai untuk mempelajari Weda, sehingga materi yang diberikan dalam dharma wacana sesuai dengan ajaran Weda. Keinginan untuk belajar itu pun muncul dengan sendirinya.
“Ibarat lilin yang menyala. Yang dimatikan seketika, asap dari lilin tersebut tersulut api kembali. Seketika lilin itupun menyala kembali. Atau seperti pintu hendak mau tertutup. Ada yang membukakan pintu tersebut, sehingga tiang langsung masuk kedalamnya. Artinya keinginan untuk belajar itu muncul dengan sendirinya,”kata Gunawan.
Sampai dengan saat ini, kadangkala Gunawan masih sering berpikir. Dengan sifat malunya yang tinggi dan demam panggung yang selalu muncul, Ia masih belum menyangka jika dirinya kini terbiasa memberikan dharma wacana dan tampil dihadapan banyak orang. Walaupun demikian, sifat pemalunya untuk bergaul atau berbaur dengan orang lain masih tetap ada.
“Bu Eka yang sekarang kaprodi Pendidikan Agama Hindu pernah berkata, “Gunawan itu beda ya ketika ada di luar kampus dan di dalam kampus”. bahkan banyak yang bilang tiang itu berkepribadian ganda. disatu sisi menjadi orang yang pemalu, tapi ketika dipodium, tiang katanya seolah menjadi orang lain,”ucapnya.
Putra pasangan Samidi dan Waginah ini mengatakan, rasa percaya diri untuk tampil di depan banyak orang tidak muncul begitu saja. Melainkan dari proses latihan. Selain jam terbang karena sering memberikan dharma wacana di banyak tempat, faktor lainnya yang bisa meningkatkan rasa percaya diri adalah memiliki dasar ilmu pengetahuan dalam berbicara.
“Dengan begitu, orang pun agan segan pastinya untuk membantah ucapan kita. Dari dasar itulah manusia akan terpupuk untuk memangkas rasa demam panggung,” ucap Gunawan.
Berbekal pengalaman itulah, Gunawan Purnomo kini bisa mengharumkan nama STAHN Mpu Kuturan Singaraja dikancah Nasional dengan berhasil meraih Juara dua dalam Lomba Dharma Wacana. Tentu Peran STAHN Mpu Kuturan Singaraja sangatlah penting, sebab Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja merupakan wadah pengembangan bakat dan kemampan mahasiswa dalam mengekspresikan kreasi yang dimilikinya.
“Jadilah seperti bunga teratai yang dapat hidup di dalam kondisi apapun. Meskipun hidup di tempat yang kotor, bungaya tetap indah semerbak dipandang mata,” pesan Gunawan. |Rika Mahardika|