Tenaga kesehatan melayani vaksinasi COVID-19 |FOTO : Yoga Sariada|
Singaraja, koranbuleleng.com | Insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang melaksanakan pelayanan COVID-19 di RSUD Buleleng belum terbayarkan selama tujuh bulan, Januari sampai Juli 2021. Tercatat sebanyak 150 nakes di RSUD Buleleng justru tidak mempengaruhi kinerja para nakes tersebut.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, menjelaskan belum ada pencairan insentif bukan karena anggaran namun sumber daya manusia yang belum menyesuaikan input data ke dalam sistem.
Besaran nominal jasa insentif yang diterima oleh para nakes berbeda-beda. Untuk dokter spesialis mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulan. Untuk perawat sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan.
“Itu belum termasuk jasa insentif di Puskesmas dan dua rumah sakit pratama. Meski begitu, pelayanan tidak terganggu walaupun insentif belum diterima para nakes,” ujar Arya Nugraha.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, dr. Sucipto menyampaikan, jika anggaran insentif untuk para nakes telah tersedia dan tinggal dibayarkan. Hanya saja sulitnya memasukan data nakes ke sistem dari masing-masing pengusul fasilitas kesehatan kepada verifikator pada Dinkes menjadi kendala.
Kesulitan melakukan verifikasi data karena sistem yang baru dimulai April 2021. Terlebih, belum semua SDM siap dengan sistem baru itu.
“Memang kesulitan di input data pada sistem yang baru. Ada beberapa nakes dari Puskesmas yang sudah diverifikasi dan bisa dibuatkan SPJ. Sementara itu yang kami kejar,” katanya
Untuk mengatasinya, di masing-masing fasilitas kesehatan, rumah sakit dan Puskesmas diminta untuk bisa menyiapkan hard copy data nakes. Dalam dua pekan kedepan, data nakes bisa diverifikasi, dan segera dibuatkan SPJ pencairan insentif kendati belum semua tercover.
” Kami akan usahakan dalam dua minggu kedepan bisa dicairkan insentifnya,” pungkasnya. |ET|
