Penting, Mahasiswa Punya Employability Skill

Dosen Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha, I Gusti Made Arya Suta Wirawan, S.Hum., M.Si |FOTO:Sinta Yani|

Singaraja, koranbuleleng.com | Semenjak pandemi COVID-19 menyerang dunia, segala aspek kehidupan mengalami perubahan total. Termasuk pula dalam sektor pekerjaan. 

- Advertisement -

Dulu pekerja biasanya akan datang ke kantor, mengerjakan tugas-tugas di kantor, bertemu atasan maupun teman kantor, dan semua pekerjaan dilakukan dengan cara-cara konvensional. Sekarang mereka dihadapkan dengan perubahan yang signifikan yakni melakukan pekerjaan secara online dan bertatap muka di dunia maya. Ditambah lagi, kondisi perekonomian yang semakin terpuruk membuat banyak pekerja harus di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) untuk mengurangi beban perusahaan.

Dosen Sosiologi, Universitas Pendidikan Ganesha, I Gusti Made Arya Suta Wirawan, S.Hum., M.Si. menjelaskan bahwa kondisi ini sering disebut dengan culture shock yaitu sebuah perubahan kebiasaan yang terjadi secara mendadak. Masyarakat harus mampu beradaptasi dengan cepat agar tidak tergilas oleh situasi.

Dalam kegiatan P2M (Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Universitas Pendidikan Ganesha, Arya Suta memaparkan bahwa kondisi seperti ini menjadi tantangan yang cukup berat untuk mahasiswa yang akan menjadi calon-calon pekerja. ” Maka dari itu mahasiswa perlu memiliki Employability Skill pada kondisi seperti ini”, kata Arya Suta,  Minggu, 22 Agustus 2021. 

Employability Skill yaitu pekerja yang memiliki kemampuan dalam bekerja. P2M yang menyasar pada organisasi kemahasiswaan yang berada di luar kampus tersebut lebih detail menjelaskan tentang berbagai skill yang dibutuhkan pekerja di era pandemi dan strategi untuk meningkatkan dan mempersiapkan skill yang diperoleh dengan melihat kondisi lowongan pekerjaan yang sangat terbatas sehingga kompetisi lulusan akan semakin sengit. 

- Advertisement -

Arya Suta mengatakan bahwa pada saat ini pekerja dituntut untuk bisa multitasking, yaitu mampu melakukan semua jenis pekerjaan. Dengan ini perusahaan dapat mengurangi jumlah karyawan untuk memaksimalkan keuntungannya. “Realitanya sekarang, seorang karyawan dituntut untuk mengerjakan tugas di lima divisi sekaligus, namun gaji yang diberikan hanya sebanding dengan mengerjakan tugas di satu divisi” ungkap Arya Suta. 

Pekerja saat ini cukup dilema dalam mengerjakan pekerjaannya, karena jika dia tidak mampu melakukan segala jenis pekerjaan, maka harus siap diganti oleh orang lain. Sepertinya, kurikulum yang diterapkan di Indonesia sangat berguna untuk saat ini. Kurikulum Indonesia yang mengharapkan peserta didik menguasai semua mata pelajaran. 

Beberapa hal yang dibutuhkan oleh pemberi kerja dalam merekrut karyawannya adalah loyalitas, komitmen, cepat beradaptasi, logis, dan percaya diri. “Hal lain yang dibutuhkan adalah memiliki selera humor tinggi. Situasi kerja yang sangat menekan, maka kemampuan ini perlu dimiliki oleh pekerja” jelas Arya Suta.

Empat keterampilan utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon-calon pekerja agar mampu bersaing di masa pandemi. Pertama yaitu mampu merancang sesuatu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kedua, mengorganisasi pekerjaan agar selesai tepat pada waktunya. Ketiga yaitu mampu mengatur diri dan emosi di tempat kerja. Serta keempat yaitu memiliki kemampuan dalam digitalisasi. 

Bagi mahasiswa, ada beberapa cara agar bisa menjadi Employability Skill, yakni dengan mengikuti kursus, berorganisasi, mengikuti program magang, memaksimalkan literasi, memperluas jaringan, dan belajar bahasa. “Yang terakhirnya, mahasiswa harus memiliki pengalaman berwirausaha” tutup Arya Suta. |SY|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts