Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan Ketua DPRD Buleleng menyerahkan dokumen KUA PPAS 2022 |FOTO :Luh Sinta Yani|
Singaraja, koranbuleleng.com | Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Nota kesepakatan Rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2022 telah sampai pada tahap penandatanganan dan persetujuan bersama antara DPRD dengan Pemkab Buleleng Senin, 30 Agustus 2021. Rapat dua lembaga tersebut dilakukan secara daring, dan hanya Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Pimpinan DPRD, Ketua Komisi, dan Ketua Fraksi yang dihadirkan secara langsung di gedung DPRD Buleleng.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, S.T. menyampaikan penandatanganan kesepakatan KUA dan PPAS APBD 2022 membuktikan bahwa semangat kemitraan, sinergitas antara eksekutif dan legislatif dapat terjaga dengan baik. “Harapannya kondisi ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi modal utama untuk membangun Kabupaten Buleleng pada masa yang akan datang” ujar Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana juga memaparkan beberapa hal mengenai kebijakan dan sasaran ekonomi makro tahun 2022 yang sudah dibahas oleh Badan Anggaran DPRD dengan TAPD Pemerintah Kabupaten Buleleng seperti proyeksi pertumbuhan ekonomi pada KUA dan PPAS tahun anggaran 2022 sebesar 3,79%, proyeksi PDRB atas dasar harga yang berlaku sebesar 37,481 triliyun lebih sedangkan PDRB atas dasar konstan 23,114 triliyun lebih, proyeksi penurunan kemiskinan sebesar 4,85%, proyeksi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 73,04, dan Gini Ratio sebesar 0,3230.
Selain itu, bupati yang telah dua periode memimpin Buleleng ini menegaskan struktur RAPBD seperti sumber Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah masih mengacu pada anggaran yang lalu. “Bulan September atau Oktober baru ketahuan berapa kita mendapatkan DAU (Dana Alokasi Umum) karena Buleleng masih bergantung dengan itu” jelas Agus Suradnyana.
Secara mikro dan makro, sektor pariwisata masih tidak bisa dilepaskan dari perekonomian Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya. Namun, di Buleleng masih ditopang dengan pertanian. Selain itu, kata Agus, harus diakui bahwa masyarakat Buleleng masih banyak bekerja pada sektor pariwisata di daerah lain seperti Denpasar. Hal tersebut sangat mempengaruhi struktur ekonomi di Buleleng.  “Semoga, kalau bisa yang namanya pemulihan nanti sifatnya mendorong pertanian dan juga UMKM,” ujar Agus Suradnyana.
Dia mengharapkan target-target yang sudah ditetapkan bisa tercapai. Tetapi peristiwa-peristiwa force majeure seperti pandemi ini mempengaruhi capaian yang akan diraih. Seperti halnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).  “Kita belum bisa mengatakan kapan pandemi akan selesai. Tapi terus kita upayakan yang terbaik. Dengan tercapainya target, sebagai bentuk prestasi pribadi sebagai kepala daerah maupun prestasi pemerintah,” harapnya. |ADV/SY|