Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah wisatawan internasional dari 19 Negara diperkenankan masuk Bali seiring dengan pembukaan bandara I Gusti Ngurah Rai untuk wisatawan Internasional, Kamis 14 Oktober 2021.
Sesuai dengan standar dari WHO, Negara yang bisa diterima tersebut dalam kondisi resiko COVID-19 rendah di level 1 dan 2 dengan positif rate 5 persen.
19 Negara tersebut diantaranya, Saudi Arabia, Uni Emirates Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, Norwegia.
Persyaratan lain, wisatawan dari negara tersebut yang akan masuk ke Bali juga diwajibkan telah menjalani vaksinasi sebanyak dua kali injeksi, membawa hasilnegatif ujiSwab PCR di H-3 keberangkatan. Selaini itu, wajib mengisi Aplikasi e-HAC Internasional yang diintegrasikan dengan Aplikasi PeduliLindungi dan Aplikasi Love Bali. Serta yang paling pening juga persyaratan memiliki asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan minimal USD 100.000 didalamnya mencakup pembiayaan penanganan COVID-19.
Pada kedatangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai harus menunjukkan dokumen yang sudah terisi lengkap sesuai Aplikasi e-HAC; persyaratan keimigrasian dan mengikuti uji Swab PCR.
Waktu menunggu hasil uji Swab PCR sekitar 1 jam. Selama menunggu hasil uji Swab PCR, wisatawan berada di zona yang telah ditentukan oleh Otoritas Bandara, tidak diijinkan keluar.
“Bila hasil positif baik itu tanpa gejala, gejala ringan, sedang, dan berat, wisatawan akan dibawa ke Rumah Sakit yang telah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menjalani perawatan atau isolasi. Bila hasil negatif, wisatawan akan dibawa ke Hotel yang telah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menjalani karantina selama 5 hari.” ujar Gubernur Bali , Wayan Koster dalam keterangan pers, Kamis 14 Oktober 2021.
Koster juga memastikan selama mengikuti karantina, wisatawan hanya boleh beraktivitas di wilayah Hotel. Pada hari ke-4 juga kembali wajib mengikuti uji Swab PCR. Bila hasil negatif, wisatawan bisa pindah Hotel dan melakukan aktivitas ke destinasi wisata.
Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan sebanyak 35 Hotel untuk karantina dan penginapan bagi wisatawan, yang telah memiliki sertifikat standar CHSE.
“Selama berada di Bali, wisatawan berkewajiban mengikuti protokol kesehatan,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menggelar bimbingan teknis dengan tema “Kebijakan Peningkatan Kapasitas Pemuda Melalui Kegiatan Pendukung Pemberdayaan Pemuda Dalam Peningkatan Ekonomi di Bidang Pariwisata” di Golden Tulip Resort Kuta, 14- 15 Oktober 2021. Kegiatan ini menyasar pemuda yang berasal dari berbagai komunitas yang dijadikan sebagai pilot project pariwisata.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ir. I Putu Astawa, M.M.A., kegiatan bimtek ini sangat penting dilakukan karena melihat kondisi kerusakan kinerja ekonomi yang sangat besar (seperi wisatawan, omzet, UMKM, devisa, dan PHR) akibat pandemi COVID-19. Tidak hanya berdampak pada ekonomi, pandemi yang menimpa selama satu setengah tahun ini, juga berdampak pada peningkatan isu kesehatan mental.
“Saat pandemi masyarakat kita menjadi lebih mudah cemas, mudah marah, dan sulit untuk rileks, yang penyebabnya karena faktor ekonomi seperti kehilangan mata pencaharian” ungkap Astawa.
Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Bali berupaya penuh untuk fokus dalam pemulihan ekonomi baru, mulai dari segi kesehatan, perlindungan sosial, insentif usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi. Astawa lebih lanjut menawarkan beberapa solusi penanganan aktivitas masyarakat produktif aman COVID-19.
Hal pertama yang perlu dibentuk adalah trust building yaitu membangun kepercayaan wisatawan) seperti perubahan budaya masyarakat berprilaku bersih, adaptasi dan adopsi yang cerdas dan kreatif, dan penurunan level. Selain itu, ada beberapa yang perlu diperhatikan adalah mengenai Sertifikasi CHSE, prokes dan pengawasan, kolaborasi yang solid, pengetatan, klaster upacara, pengetatan pintu masuk, kawasan hijau, percepatan vaksinasi, dan fasilitas kesehatan.
“Pariwisata yang ditekankan pada peradaban baru ini adalah Pariwisata yang berorientasi berbasis budaya, berkualitas, dan berkelanjutan. Ditambah dengan Bertepatan dhari ini 14 Oktober penerbangan langsung internasional dari 19 negara sudah dibuka” tutup Astawa. |SY|