Lima Anak Muda Buka Usaha Cuci Sepatu

Singaraja, koranbuleleng.com | Pandemi yang melanda Indonesia hampir dua tahun ini membuat perekonomian tersendat. Sebagian orang berpikir keras mencari jalan hidup ekonomi, walaupun hanya sekedar untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari.

Seperti yang dilakukan lima remaja asal Singaraja, Mang Pande, Mangmok, Adit, Arya, dan Feri. Mereka membaca peluang usaha dengan kondisi seperti sekarang. Mereka mencoba peruntungan untuk membuka usaha agar bisa sekedar tambahan untuk uang jajan.

- Advertisement -

Mereka mencoba untuk membuka usaha cuci sepatu yang diberi nama Sevanam Shoes Care yang beralamat di jalan Kamboja, Kelurahan Banyuasri, SingarajaDengan modal awal Rp500 ribu per orang, mereka nekat untuk membeli alat-alat guna menyokong usahanya.

Sebagian dari mereka ini masih bujang, serta masih ada yang menempuh pendidikan di bangku kuliah. Mereka tidak mau mengandalkan pemberian orang tua semata, namun mereka juga prinsip untuk meringankan beban orang tuanya. 

Ditambah lagi kondisi pandemi seperti sekarang, dimana setiap orang dituntut untuk selalu kreatif. Tak ada trik khusus dalam usaha ini, yang perlu adalah modal nekat dan keberanian untuk membuka membaca peluang usaha.

Salah satu dari mereka, Feri menuturkan, ide awal membuka usaha cuci sepatu tercipta dari salah satu temannya Mang Pande. Ketika itu mereka ngobrol-ngobrol bersama, terbitlah fikiran bagaimana cara agar bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah di tengah kondisi pandemi COVID-19.

- Advertisement -

Dari kumpul-kumpul bersama sembari ngopi bersama itu, ide membuat usaha cuci sepatu muncul.   Bisnis ini memang masih jarang ada di Singaraja. Sehingga hal ini lah yang menjadi pilihan mereka.

Diakui feri, usaha yang mereka rintis memang belum 100 persen bisa ia lakoni bersama 4 rekannya. Status mereka yang masih kerja ditempat lain, serta dua temannya yang masih kuliah menyebabkan mereka harus pandai-pandai membagi waktu antara kerja, kuliah dan bisnis. Hanya saja, mereka sepakat hal itu bukan semata-mata menjadikan halangan.

“Kita punya kesibukan masing-masing. Tapi kita jadwalkan, kalau ada pelanggan kita kerjakan bersama-sama” ungkap Feri, Rabu 20 Oktober 2021

Mereka merintis usaha ini sekitar bulan Juli 2021, awalnya mereka melakukan promosi mulut-ke mulut. Pelanganya pun hanya sekitaran teman-teman mereka. Belakangan, orderan mereka semakin banyak peminat karena mereka mulai merambah promosi lewat platform media sosial. Sejauh ini, pelanggan yang paling jauh mereka dapat dari kecamatan Tejakula, Buleleng.

“Kalau pelanggan biasanya ada yang langsung datang kesini. Kadang Kalau permintaanya di ambil ke rumahnya, kita ambil. Tidak ada biaya tambahan.” ujar Feri

Untuk biaya cuci sepatu, pria yang berusia 25 tahun ini menambahkan,  jika ada dua jenis pelayanan. Untuk cuci biasa mereka mematok harga Rp25 ribu rupiah, sedangkan untuk cuci total kisaran harga Rp30 ribu hingga Rp45 ribu tergantung tingkat kekotoran dari sepatunya. Biasanya dalam waktu sehari mereka mampu melayani 4 sampai 5 pelanggan.

Waktu pengerjaannya pun beragam, tiga atau empat hari tergantung cuaca serta kesibukan dari mereka masing-masing.  

Saat ini, mereka mengaku tidak menghitung secara pasti omzet yang mereka dapatkan perbulannya. Meski demikian dengan usaha yang mereka rintis setidaknya bisa membantu meringankan orang tua.

“Untungnya kita tak tau pasti. Yang terpenting tetap jalan dulu. Kita juga masih putar modal untuk membeli operasional kita.” ucap Feri. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts