Singaraja, koranbuleleng.com | Puluhan karyawan dari Perusahaan PT Tirta Mumbul Jaya Abadi yang memproduksi air mineral merk Yeh Buleleng menemui Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna untuk mencurahkan keluhan mereka yang selama tujuh bulan belum mendapatkan gaji sebagai karyawan.
Salah satu pegawai perusahaan tersebut, I Nyoman Sumiarta mengatakan karyawan sangat mengerti dengan keadaan keuangan perusahaan dampak dari pandemi COVID-19 juga mengalami berbagai kesulitan. Namun, semakin hari justru karyawan merasa tidak mendapatkan kejelasan terkait hak mereka.
“Kami sebelumnya diam-diam saja. Karena tau kondisi perusahaan. Kami sangat setia. Tapi kami kok ada yang disuruh resign. Ini kan aneh.” ungkap Sumiarta, Rabu 5 Januari 2022.
Karyawan juga megeluhkan perusahaan hanya membayar Rp200 ribu per minggu kepada karyawan dengan alasan sebagai kasbon. Hanya saja kasbon itu dibayarkan ketika perusahaan ada uang. Padahal para karyawan harus mengidupi keluarga.
Sumiarta mengakui perusahaan masih tetap berjalan, bahkan ada juga karyawan yang lembur. Jumlah karyawan di perusahaan tersebut mencapai 80 orang. Diduga jumlah karyawan yang “gemuk”inimenjadi salah satu sebab perusahaan juga kesulitan untuk membayar gaji.
Apalagi selama ini, penjualan air minum pun dijual dengan harga diskon. Dimana harga perdus Rp20 ribu dijual menjadi R18 ribu.
“Dimana kesalahan karyawan, ini kan kesalahan manajeman yang menjual dengan murah,” keluh Sumiarta.
Karyawan lain, Ketut Suastika juga mengeluhkan perusahaan tak membayarkan jaminan BPJS ketenagakerjan. Padahal gaji telah dipotong. Hal tersebut mereka ketahui ketika ada salah satu karyawan yang telah berhenti hendak mencairkan jaminan namun tidak bisa mencairkan jaminan ketenagakerjaan itu.
Bahkan, akhir-akhir ini ada kesepakatan perusahan bersedia membayarkan gaji karyawan dengan potongan 75 persen dari gaji mereka. Hal itu juga sangat disayangkan para para karyawan.
“Sekarang ada keputusan gaji mau di potong 75 persen. Apa yang kita makan. Itu yang kami keluhkan,” ucapnya
Sementara itu, Ketua DPRD kabupaten Buleleng Gede Supriatna mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan manajemen perusahaan dari Yeh Buleleng serta pemerintah daerah.
Saat ini saham terbanyak yeh Buleleng di miliki oleh PT Tirta Hita Buleleng sebanyak 80 persen.
“Kita segera bersurat dan mengundang direksi yeh Buleleng dan pidah-pihak terkait. Kita akan ajak juga Pemkab Buleleng untuk berdiskusi menyelesaikan masalah ini”ungkap Supriatna
Piayang akrab dengan sapaat De Supit ini mengupayakan agar perusahaan ini tetap bisa berjalan dan tidak ada pemutusan hubungan kerja.
“Para karyawan bersabar dulu. Berikan kami ruang untuk menyelesaikan masalah ini” pungkasnya.
Disi lain, Diretur Yeh Buleleng Nyoman Arta Widnyana mengakui jika perusahan Yeh Buleleng mengalami kendala keuangan selama Pandemi COVID-19.
Penjualan yang kian menurun menyebabkan pemberiaan gaji ke karyawan jadi tersendat.
“Penjualan kita turun hampir 60 persen selama pandemi. Tapi saya rasa semua perusahaan sama. Cuma bedanya perusahaan lain melakukan PHK atau merumahkan. Tapi kita tidak bisa seperti itu,” ungkapnya.
Arta juga mengaku selama perusahaan mengalami gangguan keuangan ini juga tidak menerima gaji maksimal. Manajemen akan segera melakukan koordinasi kepada para karyawan untuk menyelesaikan masalah ini.
“COVID ini tak bisa dihindari. Kita coba pertahankan. Kasian para karyawan,” pungkasnya. |ET|