Singaraja, koranbuleleng.com | Sejak dikukuhkan menjadi Duta Baca Indonesia pada 30 April tahun 2021 Heri Hendrayana Harris atau lebih dikenal Gol A Gong memiliki komitmen untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis melalui safari literasi.
Safari literasi dilakukan dengan mendatangi daerah-daerah di pelosok nusantara menyasar 33 kota di seluruh Indonesia dari 18 Januari sampai dengan 2 April 2022 itu dilakukan bekerjasama dengan pemerintah, sekolah, dan komunitas.
Salah satunya di ujung utara pulau Bali, yaitu Kabupaten Buleleng Jumat, 11 Februari 2022. Kegiatan safari literasi yang ia lakukan ini sudah dimulai sejak 18 Februari lalu dan rencananya akan berakhir di Kupang pada bulan April 2022 mendatang.
“Safari Literasi itu adalah cara yang sangat efektif dan produktif dengan mendatangi langsung daerah-daerah,” jelasnya.
Safari literasi ini dengan cara membuat kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti pembacaan puisi, orasi, pemutaran film, peluncuran buku, pidato kebudayaan dan pelatihan menulis.
Melalui kegiatan Safari Literasi, Gol A Gong menyampaikan kepada masyarakat bahwa membaca dan menulis bisa meningkatkan kualitas hidup dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Melalui Safari Literasi keliling Indonesia, Gol A Gong menemukan fakta bahwa minat baca di Indonesia sebenarnya tinggi, namun tidak diimbangi dengan buku bacaan yang cukup.
Maka dari itu, dirinya berharap pemerintah baik pusat dan setempat dapat semaksimal mungkin mendukung dari segi penyediaan bahan bacaan.
Gol A Gong sudah di Singaraja sejak 18 Januari 2022. Beberapa agenda kunjungan ke sejumlah komunitas yang sering menggaungkan literasi didatangi untuk mengadakan sejumlah kegiatan literasi.
Gola A Gong mengungkapkan sebenarnya minat baca masyarakat di Indonesia itu tinggi akan tetapi akses untuk mendapatkan buku yang sangat sulit. Bahkan terdapat fenomena yang terjadi di masyarakat daerah seperti satu buku bisa diperebutkan oleh 90 orang. Hal itulah yang seharusnya menjadi fokus kita saat ini.
“Kita jangan lagi ngomongin soal minat baca Indonesia itu rendah, karena saya menemukan di lapangan itu berbeda, minat baca masyarakat Indonesia itu tinggi, hanya saja bukunya yang sedikit” Jelasnya.
Dirinya menekankan kepada pemerintah daerah khususnya legislative untuk segera merespon Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.Terutama dalam soal anggaran dan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Perbukuan di daerah-daerah. Jika sudah menjadi perda maka Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) dapat payung hukum. Hal ini bertujuan untuk mengatasi peredaran buku yang sedikit di daerah.
“Pemerintah Daerah sampai saat ini belum merespon Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan” Pungkasnya.
Gol A Gong adalah seorang penulis dan aktivis literasi kelahiran 15 Agustus 1963. Sebagai penulis, Gol A Gong telah menulis ratusan buku. Selain itu, Gol A Gong juga aktif di dunia literasi melalui Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia dan komunitas Rumah Dunia. |WK|