Singaraja, koranbuleleng.com │ Obat tradisonal atau herbal pemanfaatannya kini semakin meluas. Khasiat herbal dipercayai ampuh mencegah dan menyembuhkan segala macam penyakit.
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya menyimpan kekayaan obat-obatan tradisional. Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang bangsa ini juga pandai meracik jamu dan obat-obatan tradisional. Beragam jenis tumbuhan, akar-akaran, dan bahan-bahan alami lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan, Meracik bahan-bahan itu diwariskan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga ke zaman kita sekarang.
Di Bali misalnya, banyak ditemukan jenis obat tradisional. Obat tradisional inilah juga dibuat oleh salah pria asal Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Wayan Budiarta 56 tahun. Ia membuat obat tradisional dengan 19 jenis buah kelapa yang sudah tua. Jenis kelapa ini didapatkan dari berbagai daerah di Bali.
19 jenis kelapa diantaranya Kelapa Rangda, Euta, Siwa, Mulung, Julit, Udang, Gelatik, Sudamala, Nyalian, Bojog, Bulan, Surya, Arungan, Tombong Telu, Tombong Kembar, Mata Satu Salak, Sangket Dan Kelapa Sangut.
Awalnya, obat tradisional ini ia racik karena mendapatkan pawisik dari mimpi. Ketika itu ia bermimpi jika orangtuanya memberikan petunjuk agar menciptakan obat dengan 19 kelapa. Dengan mimpi itu, ia harus kumpulkan kurang lebih 1,5 tahun untuk mendapatkan semua kelapa tersebut.
Setelah kelapa itu terkumpul kemudian ia racik tepatnya tanggal 11 November 2011. Hingga saat ini obat yang ia buat sudah dikenal di berbagai daerah bahkan ia punya langganan yang sering membeli obatnya.
“Saya sudah banyak langganan. Bahkan ada yang membawa sampai ke luar negeri” ujar Budiarta saat ditemui di pameran Husada di di Gedung Kesenian Gde Manik.
Proses pembuatan minyak satu ini pun terbilang masih sederhana. Masih dengan cara manual untuk mencari semua minyak dari 19 jenis kelapa tersebut. Ia dibantu ketiga karyawannya untuk membuat minyak tersebut. Setelah terkumpul, minyak tersebut dijadikan satu dan kemudian jadilah minnya ini diberi nama Minyak Angat Alami 19 Kelapa Langka “Vidia” .
“Masih dengan cara manual dengan cara di goreng. Kemudian dicampur. Saya BUat perminggu itu hanya 20 sampai 50 liter saja” ungkapnya
Minyak ini pun memiliki banyak khasiat diantaranya, Gejala Stroke, Asam Urat, Rematik, Sakit Pinggang, Kencing Manis, Pegal, Letih Lesu, Serta yang lainya. Bahkan ada satu jenis minyak untuk obat sakit gigi, ia mengklaim jika 1 tetes minyak itu di teteskan di gigi yang sakit selang beberapa menit sakit gigi akan hilang. Untuk harga jual obat ini pun terbilang terjangkau mulai dari harga Rp25 Ribu hingga Rp200 Ribu.
“Kalo obat untuk gigi ini penyembuhannya 1 detik sudah hilang” ucap Budiarta
Dengan minyak yang ia ciptakan, sudah beberapa kali ikut pameran. Bahkan ikut memeriahkan Pekan Kesenian Bali (PKB). Untuk Saat ini, ia menjual minyak ini pasar Beringkit terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
“Dulu saya kontrak ruko di Beringkit. Sekarang sudah bisa beli sedniri” kata Budiarta
Disis lain, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta agar pengobatan atau usadha tradisional Bali terus dikembangkan dan dipromosikan sebagai salah satu upaya penyembuhan yang diperhitungkan.
Pengembangan pengobatan tradisional Bali ini perlu dilakukan. Agar pengobatan tradisional semakin dikenal. Selain itu, pengobatan tradisional Bali sesuai dengan Visi Gubernur Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Pengobatan Usadha Bali terkadang kalah cepat untuk mengobati dibandingkan dengan obat-obatan kimia. Oleh karena itu, Usadha Bali lebih digunakan untuk upaya preventif atau pencegahan.
“Seperti loloh paye gamongan, sambiroto, kayu manis, dan lainnya. Saya kira akan membaik,” terang Agus Suradnyana. │ET│