Perbedaan Cuaca Yang Ekstrem Sempat Jadi Tantangan bagi Desak Rita

Singaraja, koranbuleleng.com | Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Desak Made Rita Kusuma Dewi berhasil menyabet dua medali perunggu dalam dua kejuaraan dunia panjat tebing, beberapa waktu lalu.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ini berhasil merebut medali perunggu pertama didapatkannya dalam ajang Ifscclimbing World Cup Villars, Swiss yang diadakan pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2022 dan medali perunggu kedua dalam ajang Chamonix 2022, Fra yang berlangsung pada 8 Juli – 10 Juli 2022.

- Advertisement -

Pada ajang bergengsi tersebut, Desak Rita, sapaan akrabnya mengikuti perlombaan pada kategori speed world records dan bersaing dengan peserta yang berasal dari 37 negara.

Sebagai atlet yang mewakili Indonesia, ia telah melakukan persiapan dengan mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Bekasi sejak tahun 2020 dan ada persiapan khusus secara khusus dua bulan sebelum perlombaan. “Jadi setelah pulang dari Korea pada bulan Maret kemarin, sekitar kurang lebih 2 bulan itu saya melakukan latihan khusus yang disebut kejar waktu terbaik,” ungkapnya.

Selama mengikuti kompetisi tersebut, Desak mengaku ada sedikit kendala yang dialaminya akibat perbedaan cuaca di Swiss dan Francis dengan Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk bertanding. “Sedikit kendala karena cuaca yang berbeda dengan Indonesia,, disana walaupun summer suhunya lumayan dingin,” terangnya.

Atas raihan prestasinya, Mahasiswi kelahiran 2001 ini mengaku senang dan bangga bisa mewakili Indonesia. Prestasi membanggakan ini tidak membuatnya berpuas diri, justru menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuannya.

- Advertisement -

Saat ini, dirinya masih berada di Bekasi untuk menjalani Pelatnas dalam rangka persiapan menuju ajang World Cup yang akan berlagsung di Jakarta pada bulan September mendatang. Selain itu, ia juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang Asian Games pada tahun 2023 dan Olmpiade Paris 2024.

Bicara soal kiprahnya di dunia panjat tebing, atlet dari Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng ini sudah mulai mengenal dari sejak duduk di bangku kelas II Sekolah Dasar. Ia dibimbing oleh kerabatnya yang juga adalah seorang atlet. Olahraga yang dianggap sangat seru dan dapat menumbuhkan semangat dalam menghadapi tantangan berhasil mengantarkannya meraih medali pada Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) yang telah dijajal sejak tahun 2011 hingga 2019.

Pada ajang Porprov Bali yang diselenggarakan di Kabupaten Tabanan, berhasil meraih juara I, Kejurnas kelompok umur mendapat juara I, II maupun III, Kejurnas umum mendapat juara III dan dan Asian Youth 2018 masuk meringkat IV. (*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts