Singaraja, koranbuleleng.com| Pemerintah Kabupaten Buleleng meminta setiap desa di Buleleng untuk turut serta membantu upaya menurunkan angka inflasi. Salah satunya adalah dengan gerakan menanam cabai. Desa bisa menyiapkan lahan seluas 10 are untuk menanam cabai untuk memenuhi pasokan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, cabai merupakan salah satu bahan pokok yang nilainya paling berdampak terhadap inflasi. Untuk itu, 148 desa di Kabupaten Buleleng melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) akan mulai menanam cabai pada lahan yang disiapkan. Jika program tersebut berhasil, maka dari lahan 10 are tersebut akan mampu menghasilkan cabai sebanyak 1,5 ton.
Produksi cabai ini kedepannya diharapkan akan menurunkan harga secara signifikan, sehingga inflasi dapat lebih dikendalikan.
“Kita bisa memiliki kebun cabai seluas 14 sampai 15 hektar jika semua desa bisa menanam. Untuk 10 are nya itu bisa menanam kurang lebih 1.800 sampai dengan 2.000 tanaman cabai,” katanya
Nantinya, Distan Buleleng akan memberikan edukasi kepada KWT terkait cara menanam, merawat, hingga proses panen. Selain itu Distan juga akan menyiapkan anggaran untuk membeli bibit. Hanya saja, karena keterbatasan anggaran, Distan tidak menargetkan semua desa bisa menanam cabai di tahun ini. Namun akan diupayakan di setiap kecamatan minimal dua desa sudah mulai bergerak.
“Kita sudah berkemas mulai hari ini. Biarpun untuk tahun ini kita tidak bisa semua desa, karena anggaran perubahan masih pembahasan. Namun kita akan gunakan anggaran yang ada dulu,”sambung Sumiarta
Selai desa, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Buleleng juga diarahkan untuk melaksanakan penanaman cabai serentak pada pekarangan kantor masing-masing.
“Walapun harga cabai murah, kita harus tetap menanam cabai. Harga cabai itu juga sering naik turun. Ya walaupun nantinya tidak bisa di jual, kita bisa gunakan untuk sehari-hari,” pungkas Sumiarta.│ET│
