Singaraja, koranbuleleng.com| Penenggelaman kapal perang Ki Hajar Dewantara, di Desa Pacung dan Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, saat ini masih masih proses survei untuk menentukan lokasi pasti penenggelaman.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, survei dan kajian ini perlu dilakukan untuk menentukan secara pasti titik penenggelaman kapal tersebut. Sehingga, masyarakat bisa menerima apa yang sudah diputuskan. Nantinya, dalam survei ini tidak hanya melibatkan pemerintah, dan peneliti, juga akan mengajak unsur masyarakat.
“Kita bersama-sama untuk melihat secara real setelah itu nanti diputuskan nanti dimana titiknya. Sehingga semuanya bisa menerima, semuanya bisa welcome ini adalah yang kita adalah kawasan bukan titik A titik B,” katanya ditemui usai rapat penenggelaman kapal di ruang rapat lobi Kantor Bupati Buleleng, Senin, 10 Oktober 2022.
Lihadnyana menambahkan, survei ini akan segera dilakukan. Sehingga penenggelaman bisa cepat dilakukan.
Sementara, Wakil Sekretaris Bali Torism Board (BTB) Freddy SPS mengatakan, survei lanjutan ini untuk melakukan kajian lebih detail soal aspek bawah laut. Sebelumnya sudah pernah dilakukan survei dan kajian dari sisi aturan atau zonanya.
Setelah dilakukan survei ini, dimana pun titik yang disepakati pemerintah pihaknya akan mendukung hal tersebut. “Apakah itu di Pacung atau Bondalem, kami tetap mendukung. Tujuan kami pemerataan, dan destinasi baru yang diperlukan Bali utara bagian timur,” katanya.
Sebelum penenggelaman ini, perlu adanya catatan dari instasi terkait. Salah satunya, terkait kedalaman laut di titik yang akan ditenggelamkan kapal tersebut. Sehingga, nantinya setelah penenggelaman kapal perang ini bisa menjadi destinasi wisata baru di Buleleng.
“Ada beberapa catatan itu yang perlu dikonfirmasi kembali oleh pihak instasi terkait. Agar pada saat mengajuan itu tidak mubasir, tidak dipaksakan,” ucapnya.|YS|
