Permintaan Tinggi, Petani Justru Kurang Minat Budidaya Bunga Krisan

Singaraja, koranbuleleng.com| Permintaan bunga krisan di Buleleng, kini cukup tinggi. Hal ini, karena tanaman tersebut sering digunakan sebagai karangan bunga. Namun, budidaya krisan di Buleleng justru belum diminati banyak oleh petani.

Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi mengatakan, pengembangan bunga krisan memang cukup rumit. Karena tanaman tersebut harus ditanam di green house yang terkena sinar matahari penuh. Ini dilakukan agar tangkai bunga lebih panjang. Hal ini, untuk memudahkan bunga dapat dirangkai.

- Advertisement -

Subudi menyebut, saat ini budidaya bunga krisan baru dikembangkan oleh beberapa petani yang ada di wilayah Desa Pancasari dan Desa Tambakan. Namun, hal itu belum bisa memenuhi kebutuhan di Buleleng. Sehingga, para pengusaha florist kerap mendatangkan krisan dari Malang, Jawa Timur.

“Kalau tidak ditanam di green house, tetap bisa tumbuh tapi jatuhnya hanya sebagai tanaman hias di pot. Jadi untuk menanam bunga krisan ini butuh perlakukan khusus,” ujarnya Minggu, 6 November 2022.

Kata Subudi, meski rumit namun harga krisan sebanding dengan harga jualnya. Di pasaran harga bunga krisan mencapai Rp 1.500 hingga Rp 2000 per tangkai. Petani di dua desa tersebut, rata-rata menjual bunga krisan hingga ke wilayah Denpasar.

“Kebutuhannya memang sangat tinggi, karena dipakai untuk karangan bunga, dekor acara pernikahan hingga hotel dan restoran,” ucapnya.

- Advertisement -

Subudi menambahkan, pihaknya siap memfasilitasi jika petani yang ingin belajar membudidayakan bunga krisan, serta membantu pemberian bibit. Nantinya, jika petani ingin membudayakan akan dibuatkan demplot, untuk mengetahui wilayah yang ditanami cocok atau tidak.

“Kalau ada petani yang mau, kami siap bantu mendampingi, memberikan pelatihan cara menanam,” katanya.

Selain itu, pada 2023 mendatang Kementerian Pertanian melalui program Horticulture Development Dryland Area Project (HDDAP) juga akan mencoba mengembangkan budidaya bunga krisan ini di Buleleng. Tak hanya itu, dalam program tersebut juga akan ada akan ada budidaya bawang merah, kubis, brokoli, huah naga, durian hingga manggis.

“Program ini satu-satunya di Bali, untuk melatih petani agar produknya bisa di ekspor. Teknisnya masih dalam pembahasan,” ucapnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts