Singaraja, koranbuleleng.com │ Sudah sangat lama, Singaraja dipopulerkan sebagai kota pendidikan di Bali. Sejarah menyertai citra tersebut, karena Singaraja diyakini sebagai kota pertama di Bali yang mendidik kaum-kaum intelektual sejak lama.
Itu dibuktikan dengan pendirian sekolah perrtama kali di Bali, yakni di Singaraja. Seperti keberadaan SMAN 1 Singaraja, ataupun SDN 1 Paket Agung, dimana ayah Soekarno pernah mengajar disekolah yang dulu dikenal sebagai sekolah rakyat yang pertama di Bali.
Sejumlah perguruan tinggi juga bertebaran di kota paling utara Pulau Bali ini. Salah satu yang paling besar saat ini, Universitas Pendidikan Ganesha atau Undiksha.
Mengutip dari website Undiksha.ac.id, sejarah Undiksha diawali dari Kursus B-1 untuk mencetak Guru Bahasa Indonesia tahun 1955 dan Guru Perniagaan tahun 1957 untuk tingkat SMA.
Pada tahun 1962 kedua jenis kursus tersebut digabung menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Airlangga. Pada tahun yang sama FKIP bergabung dengan Universitas Udayana, dan pada tahun 1963 menjadi bagian IKIP malang cabang Singaraja.
Pada tahun 1968, FKIP dijadikan dua fakultas, Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan, kembali menjadi bagian Universitas Udayana. Pada tahun 1981, FKg dan FIP digabung menjadi FKIP Universitas Udayana.
Pada tahun 1993, FKIP pisah dengan UNUD menjadi STKIP Singaraja, dan tahun 2001 menjadi IKIP Negeri Singaraja. Proses panjang yang ditem- puh kedua jenis kursus tersebut akhirnya menjadi Undiksha, setelah IKIP Singaraja diubah statusnya menjadi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dengan Peraturan Presiden Nomor: 11/2006, tanggal 11 Mei 2006.
Namun dalam perjalanan Singaraja sebagai kota Pendidikan, citranya dirasa kurang kuat. Di zaman serba digital saat ini, citra sebagai kota pendidikan sangat muram.
Untuk membangun citra kota pendidikan, Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana membangun Taman Pendidikan Digital. Nantinya, taman ini akan dilengkapi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan baik formal maupun informal.
Penjabat (PJ) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, pembangunan taman pendidikan digital ini sebagai bentuk brending agar Buleleng memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dari darah-daerah lain.
Selama ini, Buleleng diakui hanya dikenal sebagai kota Pendidikan, namun ciri khas kota Pendidikan belum terlihat nyata.
“Kota pendidikan kan harus punya ciri khas tertentu. Memang kita punya Undiksha, tapi di Denpasar ada Udayana, ada Warmadewa. Agar berbeda dari daerah yang punya Universitas. Maka ini akan di bangun Taman Pendidikan” kata Lihadanya
Taman Pendidikan digital ini rencananya akan memanfaatkan lahan yang ada di sebelah gedung pramuka di jalan pramuka, Singaraja.
Memilih tempat ini karena lokasinya berada di pusat kota dan juga dekat dengan banyak sekolah.
Nantinya, para siswa maupun mahasiswa akan dibebaskan untuk melakukan kreasi di taman ini untuk membangun kreativitas mereka.
“ Semua lengkap disini, mulai dari wifi. Dan segala penjunang kegiatan p[pendidikan baik formal maupun nonformal. Mereka bisa juga berkumpul-kumpul untuk membuat konten- konten baru, yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi mereka” imbuh Lihadnyana
Pemerintah berupaya agar taman Pendidikan digital bisa di bangun di tahun ini.
“Mudah-mudahan bisa terwujud. Itu (anggaran) masih kita susun, mudah-mudahan tahun ini bisa segera di bangun,” tutupnya. │ET│