Buleleng Datangkan Cabai dari Banyuwangi

Singaraja, koranbuleleng.com ꟾ Pemkab Buleleng melalui Perumda Pasar Argha Nayottama mengikat kontrak kerja sama untuk mendatangkan cabai dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Kabupaten Banyuwangi sebagai penyedia Cabai.

Kontrak kerjasama itu dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudiarsana dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Kabupaten Banyuwangi yang difasilitasi oleh Bank Indonesia pada kegiatan Kickoff Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Selasa, 13 Maret 2023.

- Advertisement -

Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Made Agus Yudiarsana mengatakan, kerjasama yang dilakukan antara Pemkab Buleleng dan Pemkab Banyuwangi ini sebagai upaya untuk menjaga harga komoditas utama cabai di pasar agar tetap terkendali.

Disamping itu karena kondisi panen dari petani cabai di Singaraja yang berkurang diakibatkan cuaca ekstrim.

Dalam kontrak kerjasama tersebut, Buleleng mendapat keuntungan berupa pasokan cabai sebanyak 300 Kilogram dengan harga Rp 64 ribu per kilogramnya. Dengan besaran harga itu, akan dijual ke pasar seharga Rp 65 ribu perkilogram.

“Tentunya kerja sama ini akan tergantung juga dengan berbagai faktor, namun adanya kerjasama ini akan memastikan tetap tersedianya pasokan cabai dari Banyuwangi,”jelas Agus

- Advertisement -

Pasokan cabai itu akan di peruntukkan terlebih dahulu di dua pasar besar di Singaraja yaitu Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Ia pun berharap kerja sama itu mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sehingga inflasi dapat terkendali.

“Karena kalau perumda sendiri yang bergerak tidak akan bisa untuk mencapai kerjasama antar daerah ini oleh sebab itu kita akan terus bersinergi dengan Pemkab Buleleng dalam penanangan Inflasi,”ucapnya.

Sementara itu, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta mengatakan, program pembagian bibit cabai itu cukup berhasil mengatasai kelangkaan cabai di Buleleng.

Menurutnya tidak kurang 500 bibit cabai di bagikan ke 125 desa. Hal tersebut diakui cukup berhasil mengatasi kelangkaan cabai di Buleleng.

Di setiap desa ada lahan seluas 5 are dengan tanaman sebanyak 500 bibit cabai. Maka diestimasi produksi cabai sebanyak 2,5 ton setiap kali panen.

“Hanya saja,produksi cabai tersebut tidak secara langsung dijual secara bersamaan namun dilakukan sendiri-sendiri. Bahkan ada yang digunakan untuk keperluan sendiri” kata Sumiarta. ꟾETꟾ

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts