I Gede Marayana Meninggal Dunia, Diusia Senja sempat berkeinginan Kuliah S3

Singaraja, koranbuleleng.com| Penyusun kalender Bali dan diagram pangalantaka, asal Buleleng, I Gede Marayana, meninggal dunia di usia 75 tahun.

Dia dikabarkan menghembuskan nafas terakhir pada Senin, 17 April 2023. Marayana  sempat mengalami sakit selama seminggu. Pihak keluarga berencana akan melakukan pengabenan pada Selasa, 25 April 2023.

- Advertisement -

Marayana meninggalkan empat orang anak, dan tujuh orang cucu. Anak pertama merupakan seorang perempuan bernama, Ni Luh Putu Sri Mahartini, 53 tahun, kedua laki-laki Made Yudi Asmara, dan ketiga empat perempuan bernama Ni Nyoman Sri Mahayani dan Ni Ketut Sri Mahayuni. Sebelumnya, Marayana lebih dulu ditinggal istri almarhum Ni Made Kerti pada tahun 2019 lalu.

Semasa hidupnya, anak anaknya menganggap pria kelahiran 7 Maret 1948 dikenal sebagai sosok ayah yang senang belajar dan senang beraktivitas.

Bahkan, diusia yang sudah lanjut, Marayana sempat berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan menempuh pendidikan S3. Almarhum sebelumnya telah berhasil lulus S2 di STAH Mpu Kuturan Singaraja.

“Bapak senang sekali beraktivitas. Bahkan cita-citanya mau nyari S3 di Pendidikan Agama Hindu. Senang sekali belajar bapak, melebihi anak muda,” kata Mahartini, anak sulungnya.

Rumah duka I Gede Marayana
- Advertisement -

Mahartini menyebut, pembuatan kalender Bali dengan diagram pangalantaka, sudah dipelajari Marayana sejak muda. Kala itu, saat itu Marayana diberi tugas untuk menjadi Kelian Banjar Adat. Karena sering mencari dewasa ayu (hari baik), ketertarikan tersebut muncul.

“Bapak sudah punya hitungan kalender hingga 100 tahun kedepan. Sekarang belum ada yang lanjutin. Karena di kalender itu juga, ada hari-hari khusus juga ada libur nasionalnya. Sekarang belum ada yang lanjutin,” ucapnya.

Sebelum meninggal, pihak keluarga sempat mendapat firasat. Dimana, cucu tertua Marayana yang tinggal di luar Pulau Bali, melihat Marayana datang dalam mimpinya. Di mimpi itu, berkata kepada cucunya bahwa dia tidak lagi bisa memberi bekal.

“Sebelum bapak sakit cucunya mimpi, kasi tau mulai sekarang wayah ga bisa ngasih uang lagi. Bapak diaben tanggal 25 April 2023, biar sama kaya ibu diaben langsung,” kata Mahartini.

Sri Mahartini juga menuturkan sebelum meninggal pada Senin, 10 April 2023, Marayana mengeluhkan tidak enak badan dan kurang nafsu makan.

Dia pun kemudian membawa ayahnya, untuk berobat ke dokter. Namun, usai minum obat tersebut keadaan Marayana semakin drop hingga dia dibawa ke Rumah Sakit Kerta Usada untuk mendapatkan penanganan.

Disana Marayana menjalani rawat inap dengan diagnosis demam berdarah. Marayana kemudian dirawat hingga dibolehkan pulang pada Minggu, 16 April 2023.

Namun sesampainya di rumah, kondisinya kembali turun. Mahartini pun kembali membawa ayahnya ke Rumah Sakit Bali Med Singaraja. Kondisi Marayana pun semakin drop, hingga mengembuskan nafas terakhir pada Senin, 17 April 2023 sore kemarin.

“Bapak tidak ada riwayat sakit. Cuma minggu lalu, bapak mengeluh sakit dan kurang nafsu makan, ajak ke dokter. Bapak meninggalnya di rumah sakit Bali Med, disana dibilang pneumonia,” ujarnya ditemui Selasa, 18 April 2023.

Jenazah Marayana kini disemayamkan di rumahnya yang berada di Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. |YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts