Ratusan Babi di Desa Bila Mati, Penyebab Masih Diteliti

Singaraja, koranbuleleng.com | Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng menerima laporan adanya kematian ratusan ekor ternak babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Babi-babi ini tersebut mati dalam selang waktu bulan Maret hingga April tahun 2023.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan I Made Suparma, dari hasil penelusuran pihaknya menemukan informasi jika memang benar ada salah perusahaan bernama PT ABS yang memiliki ternak babi semua mati. 

- Advertisement -

Kematian ternak babi ini, pihaknya belum bisa memastikan penyebabnya. Sebab bangkai babi sudah dikubur oleh perusahan. Sehingga kesulitan mengambil sampel lantaran bakai babi sudah rusak. 

Dinas Pertanian akan melakukan pengambilan sampel dengan masyarakat setempat di sekitar perusahaan PT ABS. Kemudian akan bersurat ke Balai Veteriner (BVet) Denpasar agar bisa menurunkan tim untuk mengetahui penyebab kematian ratusan babi tersebut.

“Ini informasi dari pak mekel babi sudah mati semua. Sekitar 500 sampai 600 ekor.” kata Suparma, Rabu 3 Mei 2023 sore

Laporan babi mati tidak hanya di perusahan tersebut. Bahkan juga babi milik masyarakat setempat. Namun untuk jumlah kematian babi di masyarakat belum didapatkan. Pihaknya saat ini masih fokus penanganan di perusahaan PT ABS.

- Advertisement -

“Kami belum bisa memastikan penyebabnya apakah virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit Meningitis” imbuhnya.

Untuk diketahui, ternak babi di perusahan PT ABS tahun 2019 lalu juga sempat terserang virus. Saat itu, bahkan sampai ribuan babi yang juga mati. Penyebabnya, di duga di serang virus yang sama. Dia pun menyayangkan adanya kematian lagi diperusahaan itu.

Dengan kematian ternak babi seperti ini, pihaknya menekankan kepada peternak untuk memperhatikan sanitasi lingkungan serta kebersihan kandang. Selain itu, peternak diharapkan untuk membeli babi jangan dari luar daerah.  

“Jadi kondisi kandang diperhatikan. Termasuk bekas makanan. Itu bisa mengandung bakteri” ungkap dia.

Sementara itu, Perbekel Desa Bila Ketut Citarja Yudiarda juga mengaku belum mengetahui penyebab kematian babi itu.  Dia menduga kematian babi di desanya sudah mencapai ribuan ekor.

“Bukan hanya babi milik perusahaan saja, masyarakat sekitar juga mengalami kerugian akibat babi yang mati. mungkin sudah Rp 100 juta kalau dihitung” kata Citarja. (*)

Pewarta : Edy Nurdiantoro

Editor    : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts