Enam Pasang Sapi Gerumbungan jadi Hiburan Menarik Festival Lovina

Singaraja, koranbuleleng.com| Pertunjukan atraksi kesenian Sampi Gerumbungan menjadi hiburan menarik serangkaian Lovina Festival 2023. Enam pasang sapi gerumbungan ditampilkan di Lapangan Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng, Sabtu, 22 Juli 2023. 

Meski terik matahari terasa panas, Sabtu sore itu justru banyak masyarakat yang menonton atraksi sapi gerumbungan ini.

- Advertisement -

Sebelum parade di gelar, sapi-sapi tersebut di pijat oleh sang penunggang dan dipasangkan hiasan.

Salah satu yang ikut dalam atraksi ini yakni dari Kelompok Sampi Gerumbungan Pasupala, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng. 

Ketua Kelompok Sampi Gerumbungan Pasupala Ketut Susila mengatakan, sepasang sapi yang di ikutnkan dalam parade ini, merupakan salah satu sapi dari lima sampi gerumbungan yang dimiliki kelompok. Dimana kelompok yang telah berdiri sejak tahun 2010 silam tersebut, secara konsisten melakukan pelestarian terhadap kesenian sampi gerumbungan. 

Bahkan untuk sapi yang digunakan sebagai sampi gerumbungan ini, bukan sapi biasa. Harga bibit sapi pun tidak main-main bisa mencapai Rp11 juta. Sapi yang di pilih merupakan sapi khusus. Ada tiga kreteria khusus dari sapi yang akan digunakan untuk sampi gerumbungan. Diantaranya, sejak masih anakan ekor sapi terlihat berdiri, memiliki langkah berbeda dengan sapi pada umumnya.

- Advertisement -

“Kita juga cari, pada bagian kepala kalau lari selalu tengadah. Itu memperlihatkan sapi menjadi lebih gagah. Kalau sudah begitu, sejak sudah bisa diikat. Saat berumur 12 bulan sudah bisa digunakan untuk pertunjukan,” ujar Susila. 

Pemeliharaan sampi gerumbungan ini pun, berbeda dengan sapi pada umumnya. Sapi-sapi tersebut, setiap paginya akan dicarikan sinar matahari, dan dipijat untuk membuatnya lebih jinak. Hal itu, sudah dilakukan turun-temurun oleh tertua desa setempat.

Kata Susila, dia sudah merupakan generasi ke-6 sebagai penggiat sampi gerumbungan. Dari ceritanya, kesenian ini tumbuh karena di desanya merupakan wilayah pertanian. Kala itu, sapi berperan penting dalam pertanian untuk digunakan membajak sawah. Dari situ tertuanya, mengumpulkan sapi untuk sampi gerumbungan. 

Sapi-sapi yang dikumpulkan tersebut dihias untuk memberikan kemewahan saat atraksi. Lambat laun, kesenian ini sering digunakan untuk berkaul. Masyarakat berkaul untuk kesuburan hasil panen mereka. Seiring perkembangan pariwisata di Bali, kesenian sampi gerumbungan ini pun ditampilkan untuk para wisatawan. 

Ada lima desa di Kecamatan Sawan yang konsisten menjaga kesenian tersebut. Mereka membentuk perkumpulan Bage se-Bali. Ke lima desa tersebut diantaranya, Desa Bebetin, Sawan, Menyali, Lemukih, Sekumpul, dan Desa Galungan.

“Di kelompok Pasupala ada 20 orang anggota, punya 10 ekor sampi gerumbungan. Kami sudah siap untuk pegelaran seperti ini. Kita sudah siap sapinya kalau diminta untuk mengisi even,” kata dia.

Seperti diketahui, pagelaran kesenian sampi gerumbungan biasanya selalu di gelar pada Lovina Festival. Namun, sejak pandemi panjang yang melanda Lovina Festival pun tidak dilakukan, karena pembatasan aktifitas. Dimana aksi pertunjukan sapi ini, sangat menarik minat wisatawan. 

Wisatawan asal Belanda, Indi, 14 tahun, mengaku senang bisa mencoba ikut menunggangi sampi gerunbungan. Hal itu, menjadi pengalaman pertamanya dalam berlibur ke Bali. “Ini pertama kali saya ke Bali, biasanya saya selama liburan hanya pergi kepantai. Namun sekarang saya memiliki pengalaman baru menyaksikan dan mencoba untuk merasakan atmosfer kebudayaan Bali yaitu sampi gerumbungan,” kata dia. (*) 

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts