Lovina Festival kembali Digelar Setelah Pandemi Panjang

Singaraja, koranbuleleng.com | Pantai Binaria, kawasan wisata Lovina di Desa Kalibukbuk, Buleleng kembali dipenuhi lautan manusia. Di pinggiran pantai, puluhan tenda milik pelaku usaha kecil menengah (UKM) sudah menyambut lautan manusia dengan berbagai menu kuliner, penganan ringan serta ragam kerajinan lain untuk meramaikan Festival.

Lovina festival kembali digelar setelah pandemi panjang yang menjauhkan manusia dari keramaian. Festival yang bertema Abhinaya Segara ini digelar selama tiga hari, 21 – 23 Juli 2023.   Sejumlah desa yang menjadi penyangga Kawasan wisata Lovina dilibatkan secara langsung untuk menyuguhkan berbagai tema adat dan budaya lokalnya dalam festival. Desa-desa tersebut diantaranya, Desa Pemaron, Desa Tukad Mungga, Desa Anturan, Desa Kaliasem, Desa Kalibukbuk.

- Advertisement -

Semakin tenggelam, matahari menampakkan pancaran siluetnya di kejauhan, mengantarkan nelayan kembali ke pesisir. Nelayan di Kawasan Lovina merupakan nelayan wisata. Aktifitas mereka lebih banyak mengantarkan wisatawan melihat atraksi ikan lumba-lumba atau dolphin di tengah lautan. Wisatawan biasanya melihat atraksi Dolphin selama dua hingga tiga jam pada pagi hari atau sore hari.  Atraksi dolphin di perairan lepas ini masih menjadi spot wisata andalan Lovina.

Di bawah tugu Lumba-lumba, tampak sepasang master of ceremonial (MC), Andre dan Krisna bersiap membuka festival ini.  Ada yang menarik di area festival, yakni kursi-kursi undangan kini lebih banyak dipenuhi wisatawan asing. Jika tahun-tahun sebelumnya, kursi undangan diisi oleh pejabat pemerintahan. Kini para pemimpin satuan perangkat daerah itu lebih banyak berada dipinggir area. Ada yang terlihat mengobrol santai dan tertawa lepas dengan para kolega di tenda-tenda ukm itu.

Wisatawan asing menonton pertunjukkan Lovina Festival|FOTO :KADEK YOGA SARIADA|

Biasanya, Lovina festival ini digelar bulan September, menyambut para penjelajah lautan yang membawa Yacht dari berbagai benua. Lovina menjadi salah satu titik perhentian dalam peta mereka.

Tahun ini Lovina Festival bergeser maju di bulan Juli. Namun sejumlah Yacht sudah terlihat sandar di perairan Lovina.  

- Advertisement -

Pembukaan secara resmi Lovina Festival ditandai dengan penancapan kayonan oleh Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, Jumat 21 Juli 2023. Seremonial pembukaan festival diramaikan dengan parade budaya gong baleganjur dari desa Kalibukbuk, Tari Sanghyang Penyalin dari Desa Pancasari, Megoak-goakan dari Desa Panji, Gebug Ende dari Desa Pemuteran, Wayang Wong dari Desa Tejakula, serta Parade Gebogan, Rias Pengantin, pakaian Recycle, Barong Ngelawang, serta penampilan sejumlan musisi lokal Buleleng.

Di hari lain, Lovina festival juga akan diramaikan dengan agenda voli pantai, megangsingan, workshop, pemutaran film dan sejumlah acara lainnya.

Ketut Lihadnyana menyatakan walaupun terlihat keramaian dalam Lovina festival ini, namun tetap harus ada evaluasi terutama menyoal kunjungan wisatawan saat festival digelar.

“Ya (lovina festival) cukup ramai dan bagus, yang perlu kita evaluasi apakah hunian hotel yang full booking karena high season atau Lovina Festival. Itu yang sedang kita evaluasi,”ungkap Lihadnyana. 

Dia tidak mau pelaksanaan Lovina Festival berjalan begitu saja namun harus ada dampak yang jelas dari adanya festival tersebut. Oleh karena itu ia menugaskan Dinas Pariwisata sebagai penyelenggara untuk mendata perputaran ekonomi. 

“Kami tugaskan Dinas Pariwisata untuk mendata berapa ekonomi berjalan. Berapa UMKM ini dapat berjualan. Ini penting sebagai bahan evaluasi kedepan dengan acara semacam ini bisa dirancang lebih bagus,” ucapnnya.

Pihaknya juga berharap agar acara serupa dapat melibatkan UMKM sehingga dapat membangkitkan perekonomian. 

“Itu yang disebut kolaboratif pariwisata dan UMKM. Itu yang ada di ekonomi Kerthi Bali dan mudah-mudahan berdampak bagus bagi UMKM kita,” jelasnya.

Terakhir, Pj Bupati Lihadnyana memberikan tantangan kepada PHRI agar tetap bisa mendatangkan wisatawan meskipun saat musim liburan yang sepi pengunjung (low season). 

“Kami juga ingin menyampaikan kepada PHRI pada low season apa bisa hunian hotel minimal 60 persen saja. Ada beberapa pihak swasta juga yang kita ajak berdiskusi untuk membuat acara saat low season. Saat ini kita belum bisa jelas melihat dampak, paling tidak UMKM sudah laris semua,” tegas Lihadnyana.

Sejumlah penari yang meramaikan Lovina Festival |

Sementara seorang wisatawan asing, Roberto Harsanal dari Spanyol, mengatakan sedang bersama keluarga untuk berlibur di Bali. Dia sudah hampir satu bulan berada di Bali, dan beberapa hari ingin melihat obyek wisata di Bali utara.

“Saya dengar alam dan desa-desa di Buleleng sangat bagus, jadi saya bawa keluarga ke Buleleng selama tiga hari. Kebetulan sekarang melihat festival,” kata dia.

Roberto mengaku sudah sempat mengunjungi Desa Munduk dan beberapa desa lainnya. Dia menceritakan kuliner di Buleleng, terutama di pedesaan sangat lezat. Dia pernah disuguhkan kuliner yang bahan-bahannya dibuat dari tanaman perkebunan milik warga. “Jadi sangat alami,” kata dia.

Wisatawan lainnya, Dygy asal Switzerland mengaku senang melihat alam dan budaya Bali. Dia mengaku sudah empat kali berkunjung ke Buleleng. “Saya senang saja melihat keramahan orang Bali, adat dan budaya yang masih lestari,” ujarnya.

Festival lovina ini juga menjadi obyek pemotretan bagi sejumlah fotografer dan videografer. Konten kreator sosial media juga banyak mengambil materi konten untuk ditayangkan dalam akun sosial media mereka. Keramaianpun menggelayut di pantai Lovina. (*)

Pewarta  : Kadek  Yoga Sariada

Editor     : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts