STAHN Mpu Kuturan Lahirkan Dua Guru Besar, Wisuda Penuh Rasa Haru  

Singaraja, koranbuleleng.com| Sebuah momen bersejarah terjadi di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, di mana dua guru besar baru dikukuhkan dalam sebuah upacara yang meriah. Acara tersebut dilangsungkan pada Jumat 24 Nopember 2023 di Gedung Kesenian Gede Manik Singaraja dan dirangkaikan dengan perhelatan Wisuda VII.

Dua tokoh akademisi yang mendapatkan penghargaan guru besar adalah Prof. Dr. Gede Suwindia, S.Ag, M.A, yang memiliki keahlian di bidang Ilmu Agama dan Lintas Budaya, dan Prof. Dr. Drs. Putu Parmajaya, M.Pd, yang berfokus pada Ilmu Agama Hindu. Keduanya menerima pengukuhan langsung dari Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Dr I Nengah Duija, M.Si.

- Advertisement -

Prof. Gede Suwindia, yang juga menjabat sebagai Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja sejak 2020, dalam orasi ilmiahnya membahas tentang “Menyemai Benih, Merawat Kerukunan: Moderasi Beragama Dalam Bingkai Budaya Bali.” Beliau menekankan pentingnya menjaga kerukunan di Bali, terutama dalam menghadapi arus disrupsi di era modern.

Menurutnhya, konsep tri hita karana, tri kaya parisudha, susastra dan ajaran tatwam asi menjadi bekal bagi umat Hindu dalam menjaga kerukunan di Bali. Nilai-nilai inilah yang harus dijaga sehingga bisa menciptakan harmoni dalam kehidupan.

“Kerukunan itu tidak jatuh dari langit. Namun tugas kita harus menjaganya, mengkonstruksinya dengan nilai-nilai kearifan lokal. Agama dan budaya adalah sejoli yang saling melengkapi, jika hilang salah satunya, tamatlah keharmonisan di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Putu Parmajaya membahas “Taksonomi Nilai Kognitif Berbasis Tri kaya Parisudha Sebagai Alat Ukut Psikologis dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.” Dalam orasinya, beliau membahas tentang penggunaan taksonomi nilai kognitif berbasis Tri kaya Parisudha sebagai alat ukur psikologis dalam pembelajaran.

- Advertisement -

Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr I Nengah Duija, M.Si, memberikan pesan kepada para guru besar yang baru diukuhkan agar memberikan kontribusi yang nyata bagi institusi dan masyarakat. Ia juga menekankan bahwa guru besar harus menjadi tauladan bagi junior mereka dan memberikan kontribusi di tingkat lokal dan nasional.

“Guru besar harus jadi tauladan bagi juniornya. Bukan menjadi masalah bagi juniornya. Guru besar memiliki kebebasan mimbar akademik, dia boleh berbicara dimanapun berdasarkan keahliannya. Kalau seluruh guru besar berbicara baik di tingkat lokal, nasional, sebagai rekognisi, otomatis perguruan tinggi akan berkembang,” pesannya.

Kegiatan Pengukuhan Guru Besar dan Wisuda tersebut juga dihadiri Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana. Ia menceritakan pengalamannya menjabat pada beberapa instansi sebelumnya digunakan untuk membangun dan menata Buleleng ke arah yang lebih maju. Menurutnya, sebuah pembangunan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, namun juga perlu peran dari perguruan tinggi dalam mencetak sumberdaya manusia unggul.

”Peran perguruan tinggi dalam memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka mengakselerasi pembangunan sebagai bentuk dari kerja kolaboratif menjadi penting. Oleh karena itu sebuah negara tatkala SDM-nya unggul disanalah keunggulan sebuah negara dan daerah. Dan itu yang telah kita lakukan di Buleleng yang kita cintai ini,” ujarnya.

Prosesi Wisuda Diwarnai Keharuan

Prosesi Wisuda VII STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang berlangsung meriah diwarnai rasa haru. Salah seorang mahasiswayangsemestinya ikut dalamprosesi wisuda, almarhum I Kadek Bayu Hermawan Suryadi Yasa telah meninggal beberapa minggu sebelum pelaksanaan Wisuda dilaksanakan karena sakit.

Namun istrinya, Kadek Satya Riawati hadir dengan membawa foto almarhum menerima Ijazah dan juga ucapan selamat dari Jajaran Pimpinan STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Bahkan secara khusus, Ketua STAHN Mpu Kuturan Prof Gede Suwindia mengajak seluruh pihak yang hadir memenuhi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja untuk berdoa.

Almarhum juga menerima penghargaan dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Pasalnya, selama menempuh pendidikan Pascasarjana Prodi Pendidikan Agama Hindu berhasil meraih IPK 3,78 dengan predikat Cumlaude. Tidak banyak yang bisa diucapkan oleh Kadek Satya Riawati, selain rasa terima kasih kepada lembaga.

Sementara, dalam acara Wisuda VII, tercatat sebanyak 129 wisudawan yang berhasil menamatkan studinya. Rinciannya, Prodi PGSD, 14 orang, Prodi PAH 2 orang, Prodi PGPAUD sebanyak 12 orang, Prodi SABB sebanyak 4, Prodi Ilkom Hindu sebanyak13, prodi Pariwisata Budaya sebanyak 16, Prodi Penerangan sebanyak 6 orang, Prodi Filsafat sebanyak 6 orang, Prodi Teologi sebanyak 9, Prodi Hukum Agama Hindu sebanyak 32 dan Magister (S2) Prodi Pendidikan Agama Hindu sebanyak 15 orang. (Adv/R/MK*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts