Bocah 5 Tahun Meninggal Akibat DBD

Singaraja, koranbuleleng.com| Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merenggut nyawa bocah perempuan berusia 5 tahun, di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Bocah malang tersebut, mengalami dengue shock syndrome (DSS).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, dr. Sucipto mengatakan, bocah malang tersebut meninggal dunia pada Minggu, 14 April 2024 malam di RSUD Buleleng. Sebelum meninggal dunia, bocah perempuan tersebut sempat mengeluh sakit sejak lima hari sebelumnya, yakni pada Senin, 9 April 2024. Bocah asal Kali Unda, Kecamatan Dawan, Klungkung itu pun, sempat diperiksa di RSUD Klungkung kemudian dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah di Kota Denpasar.

- Advertisement -

Setelah mendapat perawatan, kemudian pada Selasa, 10 April 2024 bocah tersebut diajak keluarganya mudik ke Desa Celukan Bawang, Gerokgak. Karena masih sakit, atas sarang keluarga bocah tersebut diajak berobat pijat ke Gilimanuk karena demam tidak turun. Namun, karena kondisinya terus memburuk akhirnya dibawa ke RSUD Tangguwisia Seririt kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng.

“Sekitar pukul 20.54, dokter menyatakan pasien meninggal dunia dengan penyebab gagal nafas akibat hypoglikemi. Diagnosa akhir yang ditetapkan tim medis yakni dengue syok sindrom (DSS), pneumonia, dan gagal nafas akut,” terang Sucipto, Selasa, 16 April 2024.

Dari data Dinkes Buleleng, saat ini kasus penyakit DBD masih cukup tinggi. Dimana hingga April 2024, secara kumulatif pasien yang dirawat akibat DBD mencapai 515 pasien. Bahkan pada Senin, 15 April 2024, Dinkes Buleleng ada sebanyak 17 kasus baru DBD.

Dari belasan kasus baru itu, diantaranya tersebar di wilayah Kecamatan Buleleng 5 kasus, Kecamatan Sukasada 1 kasus, Kecamatan Seririt 2 kasus, dan Kecamatan Gerokgak 9 kasus. Sebagian besar penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut menyerang anak dengan umur 1-18 tahun yakni sebanyak 12 pasien.

- Advertisement -

Dengan banyaknya kasus baru perharinya, Dinkes Buleleng menghimbau masyarakat agar jangan sampai menganggap remeh kasus DBD dengan tidak memperhatikan lingkungan sekitar. “Penyakit DBD ini basisnya penyakit lingkungan, oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat terutama melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” ucap Sucipto.(*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts