Singaraja, koranbuleleng.com | Pemkab Buleleng memetakan dua aspek untuk pengembangan wilayah Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Dua danau khas Buleleng yang menjadi ikon alam Buleleng ini dipastikan dikembangkan sebagai wilayah konservasi pertanian dan agrowisata.
Dua danau ini berada di wilayah Taman Wisata Alam Buyan Tamblingan, yang selama ini menjadi wilayah birokrasi Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bali.
Untuk rencana pengembangan konservasi pertanian dan agrowisata, akan memanfaatkan potensi pertanian yang dikelola oleh warga di sekitar danau Buyan.
Kepal Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, upaya ini untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di Kabupaten Buleleng khususnya di kawasan Danau Buyan dan Tamblingan.
Distan Buleleng telah menyiapkan rencana untuk pengembangan agrowisata berupa petik buah stroberi langsung di kawasan pertanian milik rakyat. Pengembangan itu, terkait dengan rencana penataan danau Buyan dan Tamblingan di 2020.
“Sesuai dengan misi Dinas Pertanian, yaitu mensejahterakan para petani di Kabupaten Buleleng, dalam hal ini khusus para petani yang ada di seputaran Danau Buyan dan Tamblingan,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. I Made Sumiarta saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 5 November 2019.
Agrotourism ini memadukan pariwisata dengan pertanian sesuai potensi yang ada.
“Sesuai dengan potensi yang ada di Danau Buyan dan Tamblingan salah satunya adalah agrowisata petik buah stroberi, kami di Dinas Pertanian akan memadukannya,” jelasnya.
Untuk konservasi lingkungan disekitar Danau Buyan dan Tamblingan, tegas Sumiarta, dirinya bersama jajarannya akan mengembangkan tanaman-tanaman keras yang memiliki nilai ekonomi seperti pohon kopi yang juga sebagai penyerap air sekaligus mampu menanggulangi terjadinya erosi dikawasan tersebut.
Distan Buleleng akan lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang ada di kawasan tersebut, sehingga kedepannya perpaduan antara sektor pertanian dan pariwisata mampu berkembang dengan baik.
”Pembinaan terhadap para petani di seputaran danau kembar ini sudah dilakukan dan membentuk kelompok-kelompok tani jauh sebelum dimulainya penataan,” pungkasnya. |R/NP|
