Singaraja, koranbuleleng.com| Siti Wahidah, Musleh, Nuryatima, ketiganya warga kelurahan Seririt terkena operasi tangkap tangan (OTT) oleh satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Seririt saat membuang sampah tidak pada tempatnya. Ketiganya diciduk membuang sampah di daerah aliran sungai Tukad Saba, Selasa 26 Nopember 2019. Namun, Satpol PP hanya memberikan pembinaan dan tidak menjatuhkan hukuman tindak pidana ringan.
Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka menyebut jika selama ini banyak pengaduan terkait sejumlah warga yang membuang sampah di area Tukad Saba. Aksi buang sampah sembarangan ini juga dilakukan saat tengah malam hingga dini hari.
Dari kondisi itu, Riang meminta Satpol PP Kecamatan Seririt mengintai warga yang melakukan pembuangan sampah. Jaga malam pun dilakukan.
Anggota Satpol PP difokuskan untuk berjaga-jaga pada jam rawan tepatnya dini hari, pukul 03.00 – 05.00 wita.
Dari penangkapan itu, pihak Kecamatan Seririt hanya memberikan sanksi berupa pembinaan. Padahal dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Buleleng Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah, sebenarnya tertuang aturan jika ada yang melakukan pelanggaran, dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
Riang Pustaka menyebut jika pembinaan ini baru tahap awal.
“Ya ini semacam peringatan dulu, kalau memang tertangkap lagi baru kita terapkan sanksinya. Dan kami yakin, pasti ada efek jera bagi warga yang tertangkap,” ujarnya.
Camat Seririt Riang Pustaka menyebut jika upaya pengawasan terhadap perilaku masyarakat dalam membuang sampah ini akan terus dilakukan, sebagai upaya penegakan Perda tentang pengelolaan sampah. Hanya saja, tidak dilaksanakan setiap hari. Mengingat keterbatasan anggota Satpol PP dan juga melihat program penting lainnya.
“Pasti akan berkesinambungan, tapi tidak bisa setiap hari. Ada waktu-waktu khusus dilakukan, karena memang tergantung kesiapan anggota juga,” imbuhnya. |RM|
