Singaraja, koranbuleleng.com| Hasil pemeriksaan swab terhadap sejumlah tenaga medis di RSUD Kabupaten Buleleng yang sempat kontak erat dengan salah satu pasien terkonfirmasi positif dinyatakan negatif. 16 tim medis itu sudah menjalani karantina mandiri.
Untuk diketahui, pasien terkonfirmasi positif COVID 19 yang diidentifikasi dengan PDP 18 sebelumnya pernah menjalani perawatan di ruang ICCU RSUD Kabupaten Buleleng karena mengalami gangguan jantung, dan beberapa gejala lain seperti demam, batuk dan sesak nafas.
Dari data yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng, disebutkan ada 16 petugas medis yang pernah melakukan kontak erat dengan PDP 18, dimana salah satunya adalah dokter spesialis jantung di RSUD Buleleng.
Informasinya saat melakukan penanganan, petugas medis itu sudah menjalankan protap perawatan sesuai dengan SOP penanganan pasien COVID 19, yakni dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) Level II.
“Mereka para medis sudah menjalani tes swab dan hasilnya negatif. Sementara diistirahatkan dan kemungkinan dua hari lagi kembali bekerja normal,” jelas Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng Gede Suyasa.
Menurut Suyasa, berdasarkan dari hasil analisa tim medis, untuk para medis yang melakukan kontak erat karena melakukan perawatan terhadap PDP 18 cukup dilakukan pemeriksaan swab satu kali. Terlebih lagi saat melakukan penanganan, tim medis tersebut sudah mengenakan APD Level II.
“Bahwa yang harus di swab dua kali, bagi mereka yang dirapid hasilnya positif, untuk tenaga medis ini cukup sekali,” kata Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.
Pemkab Buleleng Kembali Datangkan 1000 Unit Rapid Tes
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng Gede Suyasa meyakinkan bahwa, untuk jumlah rapid test di Kabupaten Buleleng masih mencukupi. Bahkan, Pemkab Buleleng melalui Dinas Kesehatan kembali mendatangkan 1000 alat rapid test.
Dengan demikian, ketersediaan rapid tes dapat mencakup seluruh PMI yang ada di Buleleng. Hal ini, sekaligus menjawab keluhan dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) tentang ketersediaan rapid test di Buleleng. Beberapa hari terakhir, para PMI mengeluhkan ketersediaan rapid test yang habis di beberapa puskesmas.
Selama ini, Pemkab Buleleng sudah melakukan rapid test kepada 1228 orang. Namun untuk rapid test, Pemkab Buleleng lebih mengutamakan orang yang masa pantaunya sudah berkahir. Selama tiga hari terakhir, Pemkab Buleleng melakukan rapid test masal di masing-masing tempat karantina PMI. Rapid test masal ini akan dilakukan secara bertahap sesuai jumlah PMI yang masa pantaunya berakhir.
“Sekarang sudah datang lagi 1000 rapid tes. Namun, kami mendahulukan untuk yang masa pantaunya sudah mencapai 14 hari. Besok kami akan lanjutkan melakukan test kepada para PMI yang masa pantaunya habis,” jelasnya. |RM|