Musisi, Jerry S mengisi waktu dengan memproduksi layang-layang ditengah Pandemi COVID 19 |FOTO : Edi Toro|
Singaraja, koranbuleleng.com| Hampir 5 bulan banyak kalangan musisi di Singaraja sepi job manggung. Imbas dari larangan untuk menggelar even-even keramaian, termasuk panggung untuk konser musik ataupun pementasan seni lainnya. Tak hanya di Singaraja saja, musisi seluruh Indonesia bahkan kena imbas ini sehingga penghasilan yang didapat dari panggung tidak ada.
Bahkan beberapa musisi hanya bisa mempertontonkan karyanya lewat sosial media tanpa ada hasil materi yang didapatkan. Hal ini dilakukan sekedar melepas kangen bermusik dan juga menghibur masyarakat yang rindu akan acara-acara musik seperti dulu.
Tak muluk-muluk memang, musisi yang bergantung dari hasil bermusik memang sangat terkena dampak dengan kondisi sekarang. Salah satunya Jerry S, pria 38 tahun asal Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng yang biasanya sibuk dengan urusan musik, namun akhir-akhir ini harus banting stir dengan berusaha mencari penghasilan tambahan.
Beberapa cara sudah pernah dilakukan demi mendapat penghasilan tambahan, mulai jualan online hingga beternak ayam hingga akhirnya sekarang mencoba membuat layang-layang.
“Kondisi seperti ini harus kreatif, harus bisa baca peluang, harus semua di coba,” tutur Jerry
Ditemui di rumahnya, Jerry sedang asik mengerjakan beberapa pesanan layangan. Dia bercerita, awalnya, melihat banyak layangan disekitar rumahnya ia lalu membuat satu layangan untuk diadu. Di Buleleng tradisi mengadu layangan di udara ini disebut mekorot, di daerah lain di Bali, tidak pernah ada cara memainkanlayangan dengan cara mekorot ini.
Layang milik Jerry, putus setelah diadu. Namun justru ada yang mendapatkannya. Dari sisi komposisi warna dan keseimbangan, layangan yang kalah mekorot milik Jerry ini dinilai sangat bagus. Lalu, Jerry diminta untuk membuatkan layangan dengan komposisi-komposisi warna yang unik dan keseimbangan laying-layang yang tepat.
Dari pesanan awal itu sejumlah emapt layangan itu, Jerry menjadi lebih serius memproduksi layangan. Setiap hari, pesanan layangan semakin banyak hingg ajadi peluang bisnis di musim seperti saat ini.
“ Awalnya saya bikin satu, kemudian ada yang pesan, ya saya coba terus bikin, ya sampai sekarang bikin sambil mengisi waktu luang ” ujar Jerry ketika ditemui di rumahnya
Jerry mengaku tidak ada trik khusus dalam memproduksi layangan, namun cukup berbekal kenikmatan dan keseriusan ketika mengerjakan sebuah layang-layang untuk mekorot. Bahkan Jerry juga menerima pembuatan layangan sesuai dengan pesanan dari pembelinya. Kadang, para pembeli juga diberikan kesempatan untuk mencoba layangan produksi Jerry.
“Misalnya kalau ada yang belum pernah coba layangan saya, saya kasih untuk coba dulu supaya tahu keunggulan layangan saya,” imbuh ayah 1 anak ini
Jerry mematok harga untuk satu unit laying-layang harga Rp 2.500 – Rp 3.000, sementara untuk layangan ukuran besar dengan motif ia mulai harga dari Rp 30.000.
“ Kalau layangan untuk mekorot kadang stoknya habis, tapi kalau ada yang pesen lagi saya langsung buatkan. Layangan untuk motif seperti layangan burung itu agak lama buatnya dan harganya lebih mahal. Nanti kalau sudah selesai baru di ambil,” lanjut Jerry
Pesanan yang ia dapat tak hanya datang dari kalangan remaja saja, namun dari anak-anak sampai orang dewasa atau sudah tua. Biasanya, menerbangkan laying-layang juga jadi hiburan menarik bagi warga,apalagi ditengah Pandemi COVID 19 seperti saat ini.
Dalam satu hari, Jerry bisa bisa menyelesaikan 25 sampai 35 buah layang layang. “Mungkin karena dilarang keluar makanya banyak yang main layang-layang, anak kecil, bapak-bapak juga main layangan, musim layangan kali ini lumayan lama, biasanya tidak sampai sebulan” imbuh Jerry
Jerry berharap agar situasi segera normal kembali. Sehingga para musisi bisa kembali beraktivitas di acara-acara musik baik acara musik di panggung besar maupun acara-acara kecil seperti di café-café.
“ Mudah-mudahan cepat normal, sudah lama tidak ada acara musik lagi,” pungkasnya. |ET|