Sekda Buleleng Gede Suyasa |FOTO : arsip|
Singaraja, koranbuleleng.com| Trend kesembuhan pasien terkonfirmasi positif COVID 19 di Kabupaten Buleleng terus menunjukkan angka membaik. Kini tingkat kesembuhan berada pada angka 86 persen. Pasien yang dinyatakan sembuh pun makin banyak.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng, secara kumulatif kasus terkonfirmasi di Buleleng berjumlah 311 orang. Sementara yang sudah dinyatakan sembuh berjumlah 257 orang. Dengan demikian, kasus terkonfirmasi yang kini masih menjalani perawatan dan juga isolasi mandiri berjumlah 51 orang.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan, trend tingkat kesembuhan pasien terkonfirmasi memang terlihat lambat. Hal itu dikarenakan penerapan Permenkes tentang Protokol Kesehatan revisi lima. Sebab dalam aturan itu, pasien yang dinyatakan terkonfirmasi positif hanya bisa menjalani satu kali pemeriksaan swab, dan harus menjalani isolasi selama 14 hari.
Menurut Suyasa, khusus kepada pasien terkonfirmasi yang menjalani isolasi mandiri, bisa saja dinyatakan sembuh lebih awal. Apalagi dalam catatan Gugus Tugas sebelum penerapan Permenkes revisi lima ini, beberapa pasien dinyatakan sembuh dalam waktu singkat. Rekor perawatan paling singkat selama 3 hari. Dan bahkan banyak pula pasien yang berhasil dinyatakan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari.
“Kalau dalam revisi lima ini tidak bisa. Harus menunggu 14 hari. Kalau tetap tidak ada gejala, dinyatakan sembuh. Tapi kalau ada gejala ke arah memburuk, akan diantar ke rumah sakit rujukan. Tapi sejauh ini pasien isolasi mandiri kondisinya tidak ada yang memburuk,” ungkapnya.
Disisi lain, walaupun tingkat kesembuhan semakin membaik, namun penyebaran virus Corona ini masih memungkinkan terjadi. Apalagi pada lingkungan RSUD Kabupaten Buleleng. Dalam catatan, selama Bulan Agustus 2020 ada 39 orang staf di RSUD Buleleng yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID 19.
Mereka berasal dari tenaga kesehatan, baik itu perawat, bidan, hingga dokter spesialis. Ada pula yang tertular di lingkup yang lebih kecil. Yakni di Instalasi Farmasi dan Instalasi Gizi.
Kemudian, setelah melakukan isolasi mandiri, sebagian besar sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan yang masih menjalani isolasi mandiri sebanyak tiga orang.
Menurut Suyasa, RSUD memang bisa menjadi salah satu klaster penularan, namun sifatnya dinamis. Terlebih agi RSUD Buleleng kini sudah menjadi RS Rujukan Pasien COVID 19. Salah satunya adalah kemunculan kasus di bagian farmasi RSUD Buleleng. Kemudian juga penularan yang terjadi di IGD setempat.
“Karena di sana menerima pasien. Sehingga potensi masih ada di sana. Tenaga kesehatan yang sempat kena, sekarang sudah sehat dan bekerja lagi. Tenaga kesehatan yang lain, kami harap berhati-hati. Karena peluang penularan itu masih ada. Bisa jadi dari pasien, maupun hasil kontak dengan sejawatnya,” kata Suyasa. |RM|