Pecalang Desa Adat Buleleng melakukan upaya penegakan protokol kesehatan |FOTO : Istimewa|
Singaraja, koranbuleleng.com| Satuan Tugas (Satgas) Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat Buleleng kembali menggelar operasi Taat Masker (Tamas), untuk memastikan jika krama tetap taat menggunakan masker dalam situasi pandemic saat ini.
Saat ini, Kabupaten Buleleng memang sudah berada dalam zona kuning atau resiko ringan untuk penyebaran COVID-19. Namun bukan berarti masyarakat mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, salah satunya untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Khusus di wewidangan Desa Adat Buleleng, Satgas Gotong Royong melaksanakan operasi tamas dengan menyasar 14 Banjar Adat, dan difokuskan pada tiga pasar. Yakni Pasar Buleleng, Pasar Anyar, dan Pasar Kebon Sari. Kegiatan operasi taat masker dimulai sejak pukul 05.30 wita.
Di lokasi pasar, Anggota Satgas yang ikut patroli, melakukan pemeriksaan kepada krama baik pengunjung dan pedagang di sekitar pasar untuk memastikan mereka menggunakan masker dengan baik dan benar. Selain itu, dipastikan pula mereka mencuci tangan pada tempat yang disediakan dan menjaga jarak. Sementara untuk operasi di masing-masing wewidangan 14 Banjar Adat, dilakukan oleh masing-masing Koordinator didampingi oleh pecalang.
“Untuk operasi tamas yang dilakukan tidak ditemukan pelanggaran, hanya beberapa warga saja yang ditemukan tidak menggunakan masker dengan benar dan langsung diperingatkan,” ujar Ketua Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng Ketut Wiratmaja.
Menurutnya, walaupun Kabupaten Buleleng saat ini sudah berada dalam zona kuning, namun krama hendaknya tetap disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan. Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng pun akan tetap menggencarkan operasi tamas, sebagai upaya membantu Pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19.
“Kondisi ini harus tetap diwaspadai dan krama jangan sampai lengah. Oleh karenanya diharapkan agar koordinator satgas di masing-masing Banjar Adat untuk tetap melaksanakan penyemprotan disinfektan, menjaga jarak, dan mengingatkan krama untuk menggunakan masker,” tegas Wiratmaja.
Sementara itu, Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan, operasi tamas merupakan upaya untuk membentengi Desa Adat Buleleng dari wabah virus corona yang belum ditemukan vaksinnya tersebut. Kepada seluruh krama adat di wewidangan desa adat Buleleng, mantan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng ini berharap agar selalu mengikuti protokol kesehatan sehingga krama desa adat Buleleng tetap terjaga dari virus yang pertama kalinya ditemukan di kota Wuhan China
“Ini merupakan operasi yang dimaksudkan untuk mengingatkan kembali warga akan pentingnya protokol kesehatan untuk memutus mata rantai COVID-19 di wewidangan desa adat Buleleng. Saya minta kepada seluruh satgas untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pada saat melaksanakan upacara yadnya di masing-masing Banjar Adat,” ujarnya. |RM|