Peralatan ruang isolasi bertekanan negatif |FOTO : Rika Mahardika|
Singaraja, koranbuleleng.com| Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng kini memiliki empat kamar isolasi bertekanan udara negatif dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ruang tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk perawatan pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala infeksius tinggi.
Direktur Utama (Dirut) RSUD) Buleleng dr Putu Arya Nugraha menegaskan pembangunan empat kamar bertekanan negatif itu sudah rampung 100 persen. Sebagai rumah sakit tipe B, RSUD Buleleng sudah semestinya memiliki ruangan isolasi bertekanan udara negatif.
Ruangan isolasi ini dimanfaatkan untuk merawat pasien infeksi yang penularannya bisa terjadi lewat udara. Dengan tekanan negatif ini, udara dari dalam ruang isolasi yang mungkin mengandung virus atau bakteri penyebab infeksi tidak keluar dan tidak mengkontaminasi udara luar.
“Karena sekarang sedang wabah COVID-19, kita akan manfaatkan untuk merawat pasien terkonfirmasi dengan gejala sedang dan berat dari analisia klinis memiliki resiko penularan paling berat baik dari gejala dan hasil lab. Tapi kalau misalnya ada pasien infeksius artinya kuat menularkan kepada orang lain, seperti TBC, Flu burung bisa juga dirawat disini,” jelasnya.
Empat ruangan tersebut dibangun dengan dana sebesar Rp1,6 miliar yang bersumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng. Dana tersebut digunakan untuk pembelian empat buah alat tekanan udara negatif, fisik ruangan dan alat-alat medis lainnya. Termasuk manometer, ventilator, dan alat pacu jantung.
“Secara medis tidak ada yang absolute, tapi ini yang disebut maksimum proteksi, terhadap nakes, ataupun orang lain. Ini paling maksimum proteksinya,” kata dokter spesialis dalam ini.
Rencananya, empat kamar isolasi bertekanan udara negative ini akan mulai beroperasi pada Bulan januari 2020 mendatang. Saat ini, pihak RSUD Buleleng masih melakukan penataan dan melakukan sejumlah persiapan pendukung.
“Kita masih akan lakukan mapping SDM, membuat SOP, jadual dan sebagainya. Kalau ruangan sebenarnya sudah rampung. Kita target awal tahun 2021 sudah bisa dioperasikan,” ujar Arya Nugraha. |RM|