Komang Reditya masih dirawat di RSUD Buleleng, smeentar aanaknya Ni Luh Budiasih dinyatakan meninggal dunia karena alami cidera |FOTO : Edy Nurdiantoro|
Singaraja, koranbuleleng.com | Salah satu korban yang tertimpa pohon tumbang di Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Penarukan, dinyatakan meninggal dunia, karena cedera berat pada bagian kepala.
Korban meninggal, Ni Luh Budiasih, 18 tahun, sempat dirawat intensif di IGD RSUD Buleleng. Saat dibawa ke rumah sakit, bersama orang tuanya dan saudaranya , mereka semua sudah tidak sadarkan diri. Sementara Luh Budiasih juga dalam kondisi tidak sehat, dan kondisinya sangat lemah karena sakit.
Salahh satu dokter jaga di IGD RSUD Buleleng, Dr Gede Mahatma,menegaskan korban meninggal dinuia Sabtu pagi pukul 04.30 Wita. Sejak masuk ruang IGD, remaja yang masih duduk di bangku kelas XII SMA tidak sadarkan diri.
“Pasien meninggal dunia karena mengalami cidera berat di bagian kepala,” ujarnya.
Jenazah Luh Budiasih langsung dipulangkan oleh keluarga ke rumah duka di Banjar Dinas Kanginan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng, pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 wita untuk kemudian dikebumikan.
Ayah Budiarsih, Komang Reditya, yang juga menjadi korban musibah pohon tumbang, masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng bersama Ketut Widiartawan, 20 tahun.
Komang Reditya saat di temui di RSUD menuturkan, jika pada saat kejadian ia hendak mengajak anaknya, Luh Budasih ke RSUD Buleleng karena sakit sejak tiga hari yang lalu, dan menunjukkan gejala demam berdarah.
Kondisi anaknya saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan lemah dan sebelumnya sempat dibawa ke Puskesmas.
“Saat di jalan hujan sudah reda, tapi anginnya memang sangat kencang, tiba-tiba pohon yang tumbang dan menimpa kami. Saya tidak ingat apa-apa. Baru sadar saat sudah di rumah sakit,” cerita Reditya.
Ia mengakui saat itu memang anaknya tidak mengenakan helm, karena sedang terburu-buru mengingat kondisinya sudah sangat lemah.
“Saya tidak ada firasat apapun. Anak saya sudah dari tiga hari demam tinggi. Sudah diperiksa di Puskesmas namun dibilang tidak apa-apa. Jumat kemarin saya coba periksakan ke RSUD karena ada gejala DB,” katanya.
Komang Reditya pun berusaha mengikhlaskan kepergian anaknya. Ia pun mengaku sedih karena tidak bisa menemani anaknya untuk terakhir kalinya, karena masih harus menjalani perawatan di RSUD.
Berita sebelumnya, satu keluarga asal Banjar Dinas Kanginan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng tertimpa pohon Asem di jalan Sam Ratulangi, kelurahan Penarukan. Karena sempat tak sadarkan diri ketiga korban pun harus dilarikan ke RSUD Buleleng.
Ketiga korban yakni I Komang Reditya, 40 tahun, Ni Luh Budiasih, 18 tahun (anak dari Komang Reditya), dan I Ketut Widiartawan, 20 (keponakan dari Komang Reditya). Saat musibah terjadi, ketiga korban naik motor berboncengan tiga.
Ketiga korban sempat terjebak di antara batang dan dahan pohon yang tumbang ke bahu jalan selama beberapa menit. Sampai kemudian petugas BPBD dan kepolisian bersama warga ramai-ramai mengevakuasi mereka. |ET|