Singaraja, koranbuleleng.com | Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Buleleng selama ini mengintensifkan sekolah desa, sebagai program untuk pendampingan bagi aparatur desa dalam pengelolaan dana desa hingga pembuatan laporan pertanggungjawaban.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Buleleng, Nyoman Agus Jaya Sumpena mengatakan Sekolah desa ini merupakan program dari DPMD Buleleng untuk memberikan pendampingan dan juga konsultasi bagi aparatur yang membutuhkan. Masing-masing desa akan dibagi menjadi beberapa gelombang untuk diberikan pelatihan.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pelatihan pengelolaan dana desa yang baik dan benar kepada aparatur. Kerja sama juga dilakukan dengan yayasan yang peduli dengan pembangunan desa untuk mendukung sekolah desa. “Namun, narasumber tetap dari kita karena kita mempunyai beberapa SDM yang berkompeten di bidang pengelolaan pemerintah desa,” ucap Jaya Sumpena.
Di samping itu, dalam pengelolaan dana desa juga dimaksimlakan peran dari tenaga ahli dan pendamping. Tenaga ahli dari pemerintah pusat disebar di seluruh desa. Termasuk para pendamping di tingkat desa dan kecamatan. Jumlah dari pendamping tersebut bervariasi.
Ada pendamping yang memegang satu desa. Bahkan, ada satu pendamping memegang lebih dari satu desa. Di kecamatan dan kabupaten juga ada. “Kita maksimalkan mereka sehingga jalannya pemerintah desa bisa optimal,” kata dia.
Sekolah desa ini menjadi salah satu program yang memicu Penghargaan terbaik kedua bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam pengelolaan dana desa tahun 2020. Penghargaan diserahkan langsung oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Bali kepada Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Buleleng, Nyoman Genep yang mewakili Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Kamis 28 Januari 2021. Penghargaan diserahkan saat Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah se- Provinsi Bali tahun 2021. Buleleng berada diperingkat kedua, setelah Kabupaten Gianyar.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Gede Sugiartha Widiada menyebutkan ada beberapa indikator yang menyebabkan Buleleng diganjar terbaik kedua pengelolaan dana desa di Bali.
Di antaranya ketepatan pencairan, pengamprahan sampai dengan penyampaian pelaporan. Termasuk penyerapan anggaran dana desa yang sudah mencapai 100 persen. “Juga ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa pada tahun 2020,” pungkasnya. |NP|