Kompol Anak Agung Wiranata Kusuma., SH.MH |FOTO : Pandu Hidayat|
Singaraja, koranbuleleng.com | Perawakannya tinggi dan besar. Beberapa lencana, melekat di pakaian kebesarannya. Tentu menambah wibawa.
Dia, adalah Anak Agung Wiranata Kusuma, menyandang pangkat Komisaris Polisi dan memegang jabatan strategis sebagai Kepala Bagian Operasi di Polres Buleleng.
Dibalik ragam lencana di pakaiannya, dia adalah salah satu tokoh dari keluarga besar Puri Buleleng. Dia merupakan keturunan ke-13 dari Raja Buleleng yang pertama, I Gusti Anglurah Panjisakti.
Wiranata memiliki delapan saudara dari dua ibu. Ia lahir di Singaraja pada tanggal 26 Mei 1964 sebagai anak ketiga dari sembilan bersaudara tersebut. Sebagai keluarga puri, yang masih menyisakan jejak sejarah besar tentang Buleleng, Wiranata bersama keluarga besar dari Pasemetonan Trah Tunggal Anglurah Panji Sakti punya tekad pengabdian untuk terus menjaga Buleleng, menjaga warisan dari I Gusti Anglurah Panji Sakti.
“Beliau (I Gusti Anglurah Panji Sakti) itulah yang mendirikan Buleleng. Dahulu Buleleng masih terpecah kecil-kecil. Kemudian datanglah beliau untuk menyatukan sekaligus menjadi raja pertama Buleleng.” terang Wiranata saat ditemui di kantornya, Selasa, 23 Maret 2021.
Pada tahun 2017 silam, ia dipercayakan untuk menjadi ketua umum atau Manggala Utama Trah Tunggal Anglurah Pani Sakti. Ia mengatakan bahwa selain untuk menjaga marwah keluarga dan budaya, tugasnya Manggala Utama adalah memberi masukan dan saran yang membangun untuk pemerintah daerah Buleleng.
“Bentuk fisik yang tampak sekarang ini (keadaan daerah Buleleng) harus pemerintah daerah yang merawat, karena kita bukan lagi raja. Pemimpin kabupaten sekarang kan bupati, jadi beliaulah yang harus merawat warisan itu. Kita hanya memberikan masukan kepada pemerintah daerah.” tuturnya.
Dia tidak hanya menjaga Buleleng dari sisi adat dan budaya melalui kekuatan trah, namun juga punya tekad menjaga Buleleng dengan garis profesinya sebagai anggota Polri. Sepak terjangnya di dunia kepolisian terbilang sangat panjang. Perwira dari tiga orang anak ini memandang bahwa polisi merupakan pilihan profesi dan jalan para kesatria.
“Saya memilih untuk menjadi polisi karena ini adalah jalan kesatria.” ungkapnya.
Dia memulai karir sebagai polisi pada tahun 1985. Saat itu, setelah lulus dari pendidikan, ia tidak langsung ditugaskan di daerah tempat kelahirannya. Di awal-awal karir sebagai polisi, ia ditugaskan di Jawa Timur (Surabaya) dan Jawa Barat.
Wiranata menuturkan kisah panjangnya sejak ditugaskan sbagai anggota kepolisian. Dia mengenyam pendidikan Bintara Brimob di Surabaya. Setelah dari Surabaya, mendapat penugasan di Polda Jabar pada tahun 1986. Kala itu dia bertugas sebagai anggota dari unit Brigade Motor.
Empat tahun bertugas di Polda Jabar, Wiranata melanjutkan di Sekolah Kejuruan Reserse, Bogor. “Setelah tamat saya pindah ke bagian reserse. Berpindah tugas, sempat di Polres Kuningan, sempat di Polres Cirebon, dan sempat Polres Bogor. Saya masuk reserse bagian buser selama tiga tahun dan penyidik empat tahun.” ungkapnya..
Wiranata menambahkan setelah menjadi penyidik selama empat tahun tersebut, ia kemudian masuk sekolah perwira pada tahun 2001.
Lulus dari sekolah perwira, baru ia bisa bertugas di Bali. Wiranata pernah ditugaskan di beberapa daerah yang ada di Bali, hingga akhirnya ia menjabat sebagai Kabagop di Polres Buleleng. (CR-05)