Pantai Lovina | FOTO : YOGA SARIADA|
Singaraja, koranbuleleng.com| Kawasan Wisata Lovina mulai dibuka. Pembukaan destinasi wisata diperkuat dengan Instruksi Mentri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 39 Tahun 2021 dan SE Gubernur Bali No. 15 Tahun 2021.
Uji coba pembukaan destinasi pariwisata di Pantai Lovina sudah dilakukan sejak Jumat 17 September 2021 akhir pekan lalu. Kendati telah dibuka untuk wisatawan, Pantai Lovina dengan ikon patung lumba-lumba itu pun masih nampak lengang. Kios dan artshop terlihat masih banyak yang tutup.
Salah satu pemilik artshop di kawasan wisata Lovina, Komang Jasmin mengaku telah membuka artshopnya sejak pertama uji coba pembukaan obyeo wisata tersebut namun belum ada satupun pengunjung.
Wanita ini mengaku sebelumnya telah menutup artshop sejak pertama pandemi COVID-19 dua tahun lalu. Kini setelah dilakukan uji coba pembukaan DTW tersebut jasmin berharap pariwisata yang ada di kawasan Lovina agar bisa kembali normal seperti sebelum masa pandemi.
“Harapan selalu ada, ya biar kembali normal. Ada tamu tapi tamu yang sudah lama di Bali, yang baru datang belum ada. biasanya hari minggu rame, malam minggu, kalau hari biasa sepi, ” tutur Jasmin, Senin 20 September 2021.
Jasmin biasanya membuka dagangannya mulai pukul 09:00 Wita hingga pukul 16:00 wita. Di artshopnya tersebut ia menjual kaos dalam dan kain Bali. Untuk baju kaos, ia biasa menjual dengan harga Rp50 ribu untuk wisatawan lokal dan wisatawan asing Rp150 ribu. Sedangkan untuk kain Bali seharha Rp90 ribu, harga bagi wisatawan asing Rp200 ribu.
“Biasanya pembeli tamu lokal dari Jawa dipakai baju. Selama buka ini sama sekali belum dapat berjualan. Tapi saya buka saja, sabar saja,” ujarnya.
Sementara, Perbekel Desa Kalibukbuk, Ketut Suka menjelaskan, disiplin prokes akan selalu menjadi prioritas di kawasan pariwisata. Pantai Lovina sudah sudah siap menyambut dibukanya pariwisata Buleleng. Terlebih Buleleng kini masuk dalam zona kuning.
“Untuk Lovina kami sudah siapkan prokesnya. Sarana dan prasarana juga sudah kami siapkan. Satgas selalu siagakan untuk mengawasi penerapan prokes,” jelasnya
Suka mengaku saat ini semua sedang berbenah untuk menyambut pembukaan pariwisata. Setidaknya dengan dibukanya pariwisata di kawasan pantai Lovina bisa menggerakkan roda perekonomian.
“Semuanya sudah berbenah mulai kios dan artshopnya. Kondisi barang yang dipajang sudah mulai usang jadi mereka mesti ganti,” ujarnya.
Para pemandu wisata untuk melihat lumba-lumba pun telah siap. Pemandu yang biasa melayani tamu sudah menjalani vaksinasi. Pemerintah desa pun akan mengarahkan para pemandu agar memperlihatkan kartu vaksin ketika melayani wisatawan.
“Biar dilihat sertifikat vaksin oleh wisatawan. Kalau pemandu sehat, penumpang sehat, kan sama-sama enak,” tegasnya.
Disisi lain Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa menjelaskan kawasan pariwisata jiga diwajibkan untuk menerapkan CHSE. Para pelaku wisata di Buleleng hampir 100 persen tervaksinasi.
“Sekarang saat mulai dibuka kembali kami sudah sangat siap. Begitu juga dalam program CHSE. Di Buleleng sudah 100 persen,” terang Suardipa.
Saat ini wisatawan yang berkunjung ke Buleleng didominasi oleh wisatawan lokal. Wisatawan mancanegara masih belum terlihat kecuali para wisman yang telah menetap di Bali.
“Kami berharap setelah pariwisata ini dibuka penerbangan juga dibuka nantinya agar wisatawaan mancanegara juga bisa berkunjung,” kata dia. |YS|