Singaraja, koranbuleleng.com | Inovasi berupa Pos Kesehayan Desa Tembok sukses meraih penghargaan top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) klaster kabupaten dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) RI tahun 2021.
Desa Tembok mewakili Pemkab Buleleng dalam ajang tersebut. Sebelumnya desa ini bersaing dalam proses skrining bersama dengan 99 finalis. Desa yang terletak di belahan Buleleng timur ini mempresentasikan inovasi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Jaminan Kesehatan Desa sebagai Wujud Universal Health Coverage (UHC) yang Membumi di Desa, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula.
Seremonial penyerahan penghargaan dipimpin langsung Menteri PAN RB, Thahjo Kumolo secara daring yang berpusat dari Jakarta, Selasa 9 Nopember 2021. Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa bersama dengan Asisten Administrasi Umum Sekda Buleleng Nyoman Genep menghadiri dan menerima penghargaan dari ruang rapat Kantor Bupati Buleleng.
Gede Suyasa mengatakan Desa Tembok yang menerapkan inovasi Poskesdes telah sukses meraih apresiasi dari Inovasi Pemerintah Pusat sehingga masuk ke Top 45 Inovasi Pelayanan Publik. Diharapkan, penghargaan ini bisa memberikan vibrasi pada desa-desa lain termasuk juga institusi yang ada di Kabupaten Buleleng untuk meraih prestasi pada bidang tertentu. Institusi lain itu dan lembaga vertikal lainnya bisa belajar dari Desa Tembok.
“Sehingga inovasi yang ada, bisa dikembangkan lagi utamanya yang memberikan manfaat dalam upaya peningkatan pelayanan publik yang tentu akan sangat membantu pembangunan daerah di Buleleng. Setelah mendapat penghargaan, inovasi ini tentu harus dijaga bersama-sama agar keberlangsungannya dapat terjamin,” ujar Suyasa.
Sementara itu, Perbekel Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara menjelaskan saat ini upaya pengembangan Poskesdes sedang dilakukan untuk menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) agar bisa bekerja sama atau menjadi jejaring BPJS. Tujuannya agar bisa mendapatkan dana kapitasi dari BPJS tiap bulannya. Sehingga diharapkan semakin banyak peserta BPJS yang memindahkan Faskes ke Poskesdes sebagai FKTP, semakin besar dana kapitasi yang bisa dikelola.
“Jika ini bisa dilakukan dengan penambahan tenaga medis, pembiayaan dapat dilakukan secara mandiri tanpa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Jadi, penggunaan dana APBDes untuk keberlangsungan Poskesdes ini dapat diminimalisir, kalau bisa tidak sama sekali,” jelasnya.
Menuju ke Top 45 Inovasi Pelayanan Publik itu ada proses verifikasi setelah proses presentasi inovasi yang dimiliki. Proses itu dilaksanakan secara virtual. Untuk menjaga keberlangsungannya, tentu tidak terlepas dari komitmen pemerintah daerah.
“Penghargaan ini menjadi sesuatu yang memotivasi kita untuk menciptakan berbagai inovasi-inovasi lainnya lagi,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Desa Tembok, mewakili Pemkab Buleleng dalam ajang KIPP. Pos Kesehatan Desa Tembok mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi warga desa dengan baik. “Poskesdes ini mampu menjangkau kebutuhan dasar bidang kesehatan, langsung ditangani ditingkat desa,” terang Sutjidra yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan.
Sutjidra berharap desa lain juga bisa mengikuti jejak dari desa Tembok agar bisa menorehkan prestasi, tidak harus dibidang yang sama namun pada bidang lain. “Prestasi dari Desa Tembok bisa dijadikan referensi dan pelajaran serta semangat bagi desa lainnya,” ujarnya. |ADV/R/NP|