Singaraja, koranbuleleng.com | Pengalaman yang cukup tangguh dimiliki tim medis RSUD Buleleng saat menghadapi ledakan Covid19 varian Delta beberapa bulan lalu, menjadikan modal pengalaman penting bagi RSUD Buleleng untuk menghadapi jika terjadi ledakan penularan Covid19 varian Omicron.
Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha mengatakan tim medis di rumah sakit pemerintah ini sudah siap untuk mengantisipasi jika ada penularan Omicron.
Saat ini, ada tujuh ruangan dengan 127 bed, tiga ruang intensif Covid19 dengan jumlah 50 bed serta jumlah ventilator 25 persen atau 10-15 unit ventilator.
“Generator oksigen sudah kita miliki namun operasional belum karena sedang menunggu oxigen for indonesia, Kemenkes RI. Semua regulasi disana. Sarana sudah siap, kalau tren meningkat dan memerlukan kebutuhan oksigen otomatis bisa produksi sendiri. Generator mampu hasilkan 60 tabung untuk oksigen per hari,” terang Arya Nugraha, Senin 27 Desember 2021.
Saat ini belum ada kebutuhan oksigen yang meningkat dan masih menggunakan oksigen cair dari vendor lain.
Tata laksana penanganan sama dengan varian lain, antara varian Delta atau Omicron. Namun karena sasaran vaksinasi sudah merata, varian Omicron ini dinilai fatalitasnya tidak lebih besar dari Delta.
Jika ada potensi kontak dengan orang-orang yang berpotensi terpapar Omicron, misalnya kontak dengan yang datang dari Afrika atau Eropa, maka sampel penelusuran akan di bawa ke laboratorium Balitbang Pemrov Bali untuk menguji genom sequensing untuk memastikan varian omicron.
Genome sequencing Covid 19 adalah salah satu prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa yang terdapat pada organisme. Metode ini juga memiliki nilai penting untuk melihat karakterisasi dari virus corona.
“Kita harus antisipasi sebaik mungkin, walaupun ke Indonesia jumlahnya kecil yang masuk dibanding Eropa dan Afrika, tetapi kita harus selalu siap siaga,” katanya.
Arya melanjutkan, pihaknya telah menyiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan terjadinya klaster baru pada puncak tahun baru mendatang. Jajarannya akan menggunakan pengalaman yang telah didapat selama menangani varian Delta sebelumnya.
“SDM yang sama juga berhasil menghadapi Delta, obat-obatan pun demikian, kemudian alur sudah kita buatkan sedemikian rupa,” jelas Arya. |NP|