Singaraja, koranbuleleng.com | Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) melakukan pemeriksaan terhadap delapan orang saksi dalam kasus dugaan penyimpangan dana berupa transaksi fiktif Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Banjarasem Mandara, Kecamatan Seririt, Buleleng, Senin 25 April 2022.
Kasi Intel dan Humas Kejari Buleleng, AA Ngurah Jayalantara mengatakan penyidik memeriksa 8 orang nasabah dan kreditur yang namanya digunakan oleh tersangka sebagai pemilik kredit dan tabungan fiktif. Klarifikasi ini dilakukan untuk bisa menggali peristiwa yang sebenarnya.
“Kami ingin tahu, apakah nama nasabah itu memiliki uang tabungan atau kredit. Kami crosscheck buku tabungan maupun data-data kredit yang sebenarnya dimiliki para nasabah (saksi),” jelas Jayalantara.
Pemeriksaan terhadap delapan saksi dilakukan di kantor Desa Banjarasem karena kebanyakan para nasabah memiliki kegiatan, sehingga Tim penyidik mengambil tindakan proaktif yakni jemput bola untuk memperlancar proses pemberkasan.
“Pemeriksan akan terus berlanjut hingga Selasa besok yang jumlahnya 16 orang,” pungkas Jayalantara.
Sekedar diketahui, perkara dugaan korupsi di BUMDes Banjarasem telah bergulir sejak tahun 2020 lalu. Dan sekitar tahun 2021 lalu, Kejari Buleleng menetapkan Sekretaris BUMDes yang merangkap sebagai bendahara, Made Agus Tedi Arianto atau MAT, sebagai tersangka.
Dalam menjalankan aksi, tersangka menggunakan modus tabungan fiktif. Tersangka membuat buku tabungan dan transaksi keuangan, seolah-olah ada masyarakat yang menabung. Selanjutnya tersangka juga menarik saldo dalam buku tabungan fiktif itu untuk kebutuhan pribadi.
Selain itu, diketahui tersangka juga menilep setoran kredit masyarakat. Masyarakat yang menyetorkan angsuran kredit kepada tersangka, justru tidak dicatat dalam transaksi keuangan melainkan uang nasabah justru malah dipergunakan untuk kepentingan pribadi. |ET|
