Singaraja, koranbuleleng.com| Kabupaten Buleleng saat ini kehabisan stok Vaksin Anti Rabies (VAR). Sementara kasus gigitan anjing cukup tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto menjelaskan pemerintah telah melakukan pengadaan 3 ribu vial VAR di Januari 2022 lalu melalui APBD Buleleng. Hanya saja, karena tingginya kasus gigitan anjing, justru stok VAR sudah habis.
Saat ini sudah melakukan pengadaan VAR tahap ke dua sebanyak 3 ribu vial. Sekarang tinggal menunggu pengiriman dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk mengirimkan VAR sebanyak 1.000 vial.
“Kita terus berupaya secepatnya agar stok VAR tetap ada,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra mengatakan mendorong desa adat membuat perarem atau aturan terkait perawatan dan pelepasliaran anjing yang dipelihara. Warga tidak boleh sembarangan untuk melepaskan anjing yang dimiliki.
“Kadang himbauan tidak sampai ke masyarakat, mereka tetap melepas liarkan anjingnya. Kita dorong, melalui Majelis Desa Adat (MDA), agar setiap desa adat ini membuat perarem atau awig-awig. Tidak melepaskan liarkan anjing, kalau melepas liarkan menggigit orang lain kena penanjung batu (denda),” katanya.
Sebelumnya, enam orang warga Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, harus dilarikan ke Rumah Sakit, setelah mengalami gigitan anjing liar, Selasa 31 Mei 2022. Satu orang diantaranya bahkan dirujuk ke RSUP Sanglah, karena mengalami gigitan di bagian kepala. |YS|