Singaraja, koranbuleleng.com | Masyarakat di Buleleng diimbau untuk menanam cabai dengan memanfaatkan lahan terbatas guna memenuhi ketersediaan ditingkat rumah tangga. Upaya pemenuhan ketersediaan di tingkat rumah tangga ini sangat berpengaruh terhadap upaya pengendalian inflasi di daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa juga menginstruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng beserta seluruh pegawai untuk menanam cabai di halaman kantor dan rumahnya masing-masing. Jika tidak ada lahan tanam, cukup dengan polybag saja. Lima polybag saja sudah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap upaya pengendalian inflasi daerah.
“Kalau sudah berbuah kemudian digunakan untuk konsumsi sendiri akan sangat besar pengaruhnya untuk mengurangi kebutuhan di pasar. Harga pasti ditekan. Yang jelas pemenuhan ketersediaan dulu, inflasi itu terjadi karena ketersediaan,” ujar Suyasa usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng. Rapat dibuka dan dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) Tito Karnavian yang digelar secara virtual, Selasa 23 Agustus 2018.
Suyasa menambahkan sejak Bulan Juli lalu inflasi sudah mengalami penurunan drastis di Buleleng. Yakni di angka 0,48 persen. Namun secara kumulatif masih di angka 5,3 persen. Itu masih tergolong tinggi di tingkat nasional. Sehingga diharapkan bisa deflasi di bulan-bulan berikutnya. Maka perhitungan pertahunnya bisa mencapai angka 4 persen. Namun saat ini harga kebutuhan pangan tergolong stabil. Karena pemerintah melakukan upaya intervensi pasar.
“Cabai bisa diambil oleh Perumda Pasar Arga Nayottama di produsen-produsen yang ada di Buleleng. Kita intervensi untuk menjual dengan harga yang lebih murah. Kemudian beberapa komuditas lain seperti beras, telur, minyak goreng dan bawang merah diambil oleh Perumda Swatantra,” imbuhnya.
Sementara dilokasi yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan pihaknya juga akan memberikan bantuan benih cabai di 148 desa yang ada di Buleleng. Tiap desa dibantu penanaman bibit dengan luas lahan 10 are. Bantuan juga termasuk pupuk organik dan anorganik dengan menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) di masing-masing desa.
“Hasilnya dari KWT yang mengelola lewat desa. Kemudian menjual kepada warga desanya dulu. Dengan harga yang lebih murah. Minimal warga desa bisa membeli dan bisa memanfaatkan cabai di masing-masing desa. Kalau stoknya lebih, nanti bisa dijual ke pasar terdekat. Itu bisa membantu pengendalian inflasi,” tutupnya. |NP|