Singaraja, koranbuleleng.com, Pasangan suami istri ini, Ketut Simpen Ada dan Ni Putu Mariani bersama dua anak mereka, warga Dusun Kaje Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, hampir dua tahun menempati gubuk panggung yang sangat sederhana bahkan terkesan tidak layak huni. Keluarga miskin ini hidup terasing di pedalaman perbukitan Desa Sudaji.
Hanya sebuah bangunan berdinding papan bekas yang telah usang, atap seng banyak berlubang berlubang dan berkarat. Ruangan dalam rumah polos, tidak bersekat.
Mereka tidur hanya dengan beralaskan selembar tikar plastik bersama anggota keluarganya.
Sebagai seorang buruh serabutan, Simpen Ada tidak mampu membangun rumah yang layak huni. Bukan saja keterhimpitan ekonomi yang dialaminya, beban hidup keluarga ini pun bertambah sebab putra sulung mereka Gede Darmanta, 5 tahun, mengalami ganguan kesehatan sejak lahir. Diperkirakan, anaknya alami gangguan pada sel saraf hingga membuat putranya harus dipangku setiap hari.
“Kami silih berganti mengasuh Gede Darmanta, untuk memberinya makan. Jika ada pekerjaan, bisa dapat uang Rp.40 ribu perharinya, istri mengasuh dan mengawasi anak pertama kami yang mengalami cacat, ingin punya rumah namun keadaan kami miskin, tidak punya biaya untuk membangun rumah layak huni, uang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari saja,” ungkap Simpen Ada menceritakan
Selama ini, Simpen Ada hidup digubuk dan mendapat lahan pinjaman dari pihak lain.
Mereka bersyukur ada orang yang kasihan kepada keluarganya dan memberinya lahan pinjaman untuk emdnirikan gubuk tempat tinggal.
Beberapa warga masyarakat setempat, Wayan Somenasa mengatakan keluarga ini butuh uluran bantuan dari pihak lain baik untuk pengobatan anaknya yang emngalami gangguan kesehatan, serta kebutuhan hidup bagi keluarga ini. |NP|