Singaraja, koranbuleleng.com| Tradisi ngusaba Bukakak di Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan, Buleleng, kembali digelar. Ribuan masyarakat desa atau kerama setempat tumpah ruah mengikuti tradisi yang digelar dua tahun sekali ini.
Pagi itu, puluhan warga terlihat sibuk menghias daun enau diatas rakitan puluhan bambu di halaman tengah Pura Subak Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, Kamis, 6 April 2023 pagi. Rakitan bambu dengan hiasan daun enau tersebut, merupakan Sarad Agung yang berwujud burung garuda atau paksi. Selain dihiasi dengan daun enau, di dalam Sarad Agung itu juga berisi sarana upacara diantarannya babi bertaring yang telah dipanggang. Tubuh babi yang dipanggang harus matang pada bagian punggung, dan bagian bawah dibiarkan mentah. Sarad Agung tersebut, sangat disakralkan oleh kerama desa adat.
Selain, warga yang tengah membuat Sarad Agung, tampak puluhan pemuda-pemudi datang ke pura dengan wajah yang telah dipoles dengan berbagai warna. Setelah melakukan persembahyangan, kemudian warga berjalan kaki ke Pura Gunung Sekar yang berjarak sekitar 300 meter, dari Pura Subak. Usai persembahyangan di Pura Gunung Sekar, sekitar pukul 13.00 Wita, terlihat puluhan warga berlari dari pura yang tingginya sekitar 100 meter. Mereka berlari kembali ke Pura Subak, untuk mengusung Sarad Agung.
Dimana Sarad Agung yang diyakini sebagai perlambang linggih Dewa Wisnu tersebut, kemudian diusung ramai-ramai oleh kerama desa adat. Tujuan pertama adalah Pura Gunung Sekar, dan kemudian diarak beramai-ramai ke Pura Segara yang berjarak kurang lebih 2 kilometer. Mereka sangat bersemangat, dimana tradisi ini sempat tidak digelar selama 4 tahun akibat Pandemi Covid19. Dimana terakhir, tradisi yang digelar dua tahun sekali pada Purwaning Sasih Kedasa ini digelar pada 2019 lalu. Kala itu, Sarad Agung tersebut diarak kurang lebih 15 kilometer dari Dari Desa Giri Emas hingga Pura Desa Adat Buleleng.
Ketua Panitia Ngusaba Bukakak Wayan Sunarsa mengatakan, Ngusaba Bukakak ini digelar untuk mengucapkan rasa puji syukur kepada tuhan karena telah memberikan kesuburan. Dimana sebelum, pucak Ngusaba Bukakak digelar penentuan perjalanan atau melancaran sesuai dengan secara niskala. Upacara tersebut digelar, beberapa hari sebelum Sarad Agung melancaran, prajuru desa adat menggelar ritual Ida Batara Mutering Jagat Sesuhunan di Pura Gunung Sekar.
Sunarsa menyebut, warga sangat antusias untuk menggelar tradisi Ngusaba Bukakak ini. Mengingat, pelaksanaan ngusaba ini sempat tidak digelar akibat Pandemi Covid19. “Sesuai petunjuk, proses Ngusaba Bukakak tahun ini menuju ke Pura Segara Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh. Karena hampir 4 tahun tidak dilaksanakan ngusaba bukakak karena pandemi covid. pelaksanaan kali ini semangat semeton krama desa sangat antusias, sangat luar biasa. Untuk ngiringang ida betara rainan mangkin,” kata dia. |YS|